Purworejo (ANTARA) - Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, mendoakan para ulama dan santri agar mendapat berkah, sebaliknya juga minta didoakan oleh para ulama dan santri agar dirinya menjadi wakil presiden pada pemilu 2019.
Hal itu dilakukan Kiai Ma'ruf Amin saat menyampaikan tausiyah pada kunjungannya ke Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa.
Pada kesempatan tersebut diselenggarakan Pengajian Sewelasan di Masjid As-Sidiq Zarkasyi, di Kompleks Pondok Pesantren An-Nawawi, yang dihadiri ratusan masyarakat sekitar, serta santri dan ulama dari pondok pesantren tersebut.
Ma'ruf sebelum menyampaikan tausiyahnya, dia memanjatkan doa kepada Allah SWT, mendoakan agar para ulama dan santri selalu mendapat berkah.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini memimpin doa setelah diminta oleh pengasuh Pondok Pesantren, KH Achmad Chalwani Nawawi.
Sebaliknya, saat menyampaikan tausiyah, Kiai Ma'ruf meminta kepada para ulama dan santri untuk mendoakan dan mendukungnya menjadi wakil presiden pada pemilu 2019.
"Apakah para ulama dan santri mau mendoakan dan mendukung saya?" tanya Kiai Ma'ruf. "Mauuu!" jawab peserta pengajian.
"Sungguh? Yakin?" tanya Kiai Ma'ruf lagi. "Yakiiin," jawab peserta pengajian. "Aamiin, terima kasih," katanya.
Kiai Ma'ruf bercerita, bahwa dirinya juga ulama dan telah menjadi Rais Aam PBNU, kemudian diajak menjadi cawapres oleh capres petahana Joko Widodo. "Saya sebenarnya sudah nyaman sebagai Rais Aam PBNU, tapi saya mau karena ada beberapa pertimbangan," katanya.
Kiai Ma'ruf menjelaskan, pertama, karena dirinya ingin memperjuangkan umat agar hidup rukun, damai, dan sejahtera.
"Kalau sebagai Rais Aam, saya berjuang secara kultural, sedangkan kalau menjadi wapres saya masuk ke struktur pemerintahan, sehingga berjuang secara struktural," katanya.
Pertimbangan kedua, NU akan mendukung penuh jika Joko Widodo memilih kader NU sebagai cawapres. "Karena itu, saya mengingatkan seluruh kader NU untuk mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf. Kalau kader NU sampai tidak mendukung, innalillahi wainailaihi roji'un," katanya.
Hal itu dilakukan Kiai Ma'ruf Amin saat menyampaikan tausiyah pada kunjungannya ke Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa.
Pada kesempatan tersebut diselenggarakan Pengajian Sewelasan di Masjid As-Sidiq Zarkasyi, di Kompleks Pondok Pesantren An-Nawawi, yang dihadiri ratusan masyarakat sekitar, serta santri dan ulama dari pondok pesantren tersebut.
Ma'ruf sebelum menyampaikan tausiyahnya, dia memanjatkan doa kepada Allah SWT, mendoakan agar para ulama dan santri selalu mendapat berkah.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini memimpin doa setelah diminta oleh pengasuh Pondok Pesantren, KH Achmad Chalwani Nawawi.
Sebaliknya, saat menyampaikan tausiyah, Kiai Ma'ruf meminta kepada para ulama dan santri untuk mendoakan dan mendukungnya menjadi wakil presiden pada pemilu 2019.
"Apakah para ulama dan santri mau mendoakan dan mendukung saya?" tanya Kiai Ma'ruf. "Mauuu!" jawab peserta pengajian.
"Sungguh? Yakin?" tanya Kiai Ma'ruf lagi. "Yakiiin," jawab peserta pengajian. "Aamiin, terima kasih," katanya.
Kiai Ma'ruf bercerita, bahwa dirinya juga ulama dan telah menjadi Rais Aam PBNU, kemudian diajak menjadi cawapres oleh capres petahana Joko Widodo. "Saya sebenarnya sudah nyaman sebagai Rais Aam PBNU, tapi saya mau karena ada beberapa pertimbangan," katanya.
Kiai Ma'ruf menjelaskan, pertama, karena dirinya ingin memperjuangkan umat agar hidup rukun, damai, dan sejahtera.
"Kalau sebagai Rais Aam, saya berjuang secara kultural, sedangkan kalau menjadi wapres saya masuk ke struktur pemerintahan, sehingga berjuang secara struktural," katanya.
Pertimbangan kedua, NU akan mendukung penuh jika Joko Widodo memilih kader NU sebagai cawapres. "Karena itu, saya mengingatkan seluruh kader NU untuk mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf. Kalau kader NU sampai tidak mendukung, innalillahi wainailaihi roji'un," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019