Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo menilai peran pers seolah meredup di dalam Pemilu 2019, karena terbawa euforia pemilihan capres dan cawapres.
"Di pemilu ini tugas pers agak meredup," kata Yosep Adi Prasetyo yang akrab disapa Stanley, dalam acara diskusi Jumat Jempolbertajuk "Media ditengah Dinamika Politik 2019",di Jakarta, Jumat.
Stanley menjelaskan mengenai meredupnya tugas pers. Dia mengatakan pemberitaan terkait Pemilu 2019, sangat banyak dipenuhi informasi tentang pasangan capres-cawapres 01 dan 02.
Akibatnya semua pihak seolah terkena efek halo Pilpres.
"Kita lupa bahwa 17 April 2019 kita tidak hanya memilih presiden dan wakil presiden tapi juga memilih anggota DPD, DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota," kata Stanley.
Menurut Stanley, pers tidak banyak memberitakan sosok-sosok orang baik yang kini menjadi calon legislatif. Akibatnya publik tidak memiliki panduan dalam memilih caleg.
Dia menekankan dalam surat suara nanti, KPU telah menetapkan bahwa hanya surat suara capres dan cawapres serta anggota DPD yang disertai foto calon.
Sementara untuk surat suara calon anggota DPR RI serta DPRD provinsi dan kabupaten/kota hanya akan dicantumkan nama para caleg tanpa foto.
"Pertanyaannya adakah di antara kita yang tahu siapa yang akan wakil kita di DPR dan DPRD," kata Stanley.
Menurutnya media semestinya bisa berperan aktif memberitakan orang-orang terbaik yang menjadi caleg.
"Pers harus menumbuhkan optimisme di negeri ini dengan memberikan informasi kepada publik bahwa masih banyak orang baik," kata dia.
Dia mencontohkan pers dapat memunculkan caleg-caleg dengan rekam jejak baik, layaknya pers pernah mengangkat dan memberitakan sejumlah kepala daerah berprestasi di berbagai daerah.
Baca juga: Dewan Pers tegaskan pers berperan tentukan kualitas Pemilu 2019
"Di pemilu ini tugas pers agak meredup," kata Yosep Adi Prasetyo yang akrab disapa Stanley, dalam acara diskusi Jumat Jempolbertajuk "Media ditengah Dinamika Politik 2019",di Jakarta, Jumat.
Stanley menjelaskan mengenai meredupnya tugas pers. Dia mengatakan pemberitaan terkait Pemilu 2019, sangat banyak dipenuhi informasi tentang pasangan capres-cawapres 01 dan 02.
Akibatnya semua pihak seolah terkena efek halo Pilpres.
"Kita lupa bahwa 17 April 2019 kita tidak hanya memilih presiden dan wakil presiden tapi juga memilih anggota DPD, DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota," kata Stanley.
Menurut Stanley, pers tidak banyak memberitakan sosok-sosok orang baik yang kini menjadi calon legislatif. Akibatnya publik tidak memiliki panduan dalam memilih caleg.
Dia menekankan dalam surat suara nanti, KPU telah menetapkan bahwa hanya surat suara capres dan cawapres serta anggota DPD yang disertai foto calon.
Sementara untuk surat suara calon anggota DPR RI serta DPRD provinsi dan kabupaten/kota hanya akan dicantumkan nama para caleg tanpa foto.
"Pertanyaannya adakah di antara kita yang tahu siapa yang akan wakil kita di DPR dan DPRD," kata Stanley.
Menurutnya media semestinya bisa berperan aktif memberitakan orang-orang terbaik yang menjadi caleg.
"Pers harus menumbuhkan optimisme di negeri ini dengan memberikan informasi kepada publik bahwa masih banyak orang baik," kata dia.
Dia mencontohkan pers dapat memunculkan caleg-caleg dengan rekam jejak baik, layaknya pers pernah mengangkat dan memberitakan sejumlah kepala daerah berprestasi di berbagai daerah.
Baca juga: Dewan Pers tegaskan pers berperan tentukan kualitas Pemilu 2019
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019