Pontianak (ANTARA) - Dewan Pengarah TKD Jokowi-Ma'ruf di Kalbar, Sutarmidji mengajak warga Nahdlatul Ulama (NU) memilih capres dan cawapres berdasarkan kinerja bukan fitnah.
Hal itu disampaikan Sutarmijdi, saat menghadiri Istighosah Qubro, Muslimat NU Kalbar di Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Minggu. Pada kegiatan itu hadir juga Ketua PP Muslimat NU, Yenny Wahid, Ketua DPW NU Kalbar Hildi Hamid dan sejumlah ulama.
"Jadi kalo ada orang NU tak milih Kiyai NU, saya tak bisa bilang apa-apa lagi," kata Sutarmidji.
Dia mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin dengan cara-cara dan berdasarkan fitnah. Karena itu akan membawa kemudaratan bagi negara.
Pada kesempatan itu, Sutarmidji yang juga menjabat Gubernur Kalbar, memaparkan sejumlah isu negatif berbau fitnah yang ditujukan kepada capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf. Dirinya meminta, agar masyarakat tidak mudah percaya dengan isu-isu yang berkembang saat ini.
"Ada yang bilang kalo Jokowi jadi (presiden) maka adzan akan dilarang dan itu hal mustahil dan tak mungkin. Kenapa, Karena di situ ada Kiyai Ma'ruf Amin, ini berita pasti bohong," katanya.
Kemudian, lanjutnya, ada yang bilang akan melegalkan perkawinan sejenis, ini lebih parah lagi. Dalam undang-undang perkawinan sudah jelas, perkawinan itu sah jika dilakukan menurut hukum agana dan kepercayaannya.
"Kalo masih ada orang yang ngomongkan isu-isu itu, ibu-ibu boleh tangkap orangnya dan laporkan ke saya. Nanti saya beri hadiah," tuturnya.
Untuk lebih meyakinkan masyarakat Kalbar menjatuhkan pilihan pada Jokowi-Ma'ruf, di pilpres 17 April nanti, Sutarmijdipun membeberkan hasil kerja Jokowi.
Sutarmijdi menlai, jika apa yang dilakukan Jokowi di Kalbar selama empat tahun lebih menjabat sebagai presiden, tidak dapat dipungkiri lagi. Khususnya perbaikan infrastruktur.
"Sebelumnya dari Pontianak ke Sintang itu sebelas jam. Sekarang dengan kecepatan mobil 70 kilo meter saja, ke Sintang bisa 5 jam 20 menit dan kita harus bersyukur apa yang telah dibuat pemrirntah," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Sutarmidji juga menegaskan, jika hasil kerja Jokowi sebagai presiden sangat membantu pemerintah daerah di Kalbar. Karena itulah pemerintah daerah bisa fokus membangun daerah, dengan anggaran masing-masing, tanpa memikirkan porsi anggaran dan kebijakan yang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat.
Dia juga mengatakan untuk pembangunan sekarang luar biasa karena pemerintah pusat membantu kita bangun jalan, sekolah dan sebagainya dimana bulan Juli tahun ini, semua sekolah negeri SMA dan SMK tak perlu bayar.
"Saat ini juga ada 142 ribu anak SMA dan SMK diberi bea siswa dan tahun depan 60 ribu anak dari sekolah swasta termasuk pesantren, dapat bea siswa. Kenapa ini bisa, karena angggaran dari pusat untuk bangun jalan telah ada, jadi kita alihkan anggarannya untuk keperluan lain," kata Sutarmidji.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, yaitu no urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan no urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.
Hal itu disampaikan Sutarmijdi, saat menghadiri Istighosah Qubro, Muslimat NU Kalbar di Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Minggu. Pada kegiatan itu hadir juga Ketua PP Muslimat NU, Yenny Wahid, Ketua DPW NU Kalbar Hildi Hamid dan sejumlah ulama.
"Jadi kalo ada orang NU tak milih Kiyai NU, saya tak bisa bilang apa-apa lagi," kata Sutarmidji.
Dia mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin dengan cara-cara dan berdasarkan fitnah. Karena itu akan membawa kemudaratan bagi negara.
Pada kesempatan itu, Sutarmidji yang juga menjabat Gubernur Kalbar, memaparkan sejumlah isu negatif berbau fitnah yang ditujukan kepada capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf. Dirinya meminta, agar masyarakat tidak mudah percaya dengan isu-isu yang berkembang saat ini.
"Ada yang bilang kalo Jokowi jadi (presiden) maka adzan akan dilarang dan itu hal mustahil dan tak mungkin. Kenapa, Karena di situ ada Kiyai Ma'ruf Amin, ini berita pasti bohong," katanya.
Kemudian, lanjutnya, ada yang bilang akan melegalkan perkawinan sejenis, ini lebih parah lagi. Dalam undang-undang perkawinan sudah jelas, perkawinan itu sah jika dilakukan menurut hukum agana dan kepercayaannya.
"Kalo masih ada orang yang ngomongkan isu-isu itu, ibu-ibu boleh tangkap orangnya dan laporkan ke saya. Nanti saya beri hadiah," tuturnya.
Untuk lebih meyakinkan masyarakat Kalbar menjatuhkan pilihan pada Jokowi-Ma'ruf, di pilpres 17 April nanti, Sutarmijdipun membeberkan hasil kerja Jokowi.
Sutarmijdi menlai, jika apa yang dilakukan Jokowi di Kalbar selama empat tahun lebih menjabat sebagai presiden, tidak dapat dipungkiri lagi. Khususnya perbaikan infrastruktur.
"Sebelumnya dari Pontianak ke Sintang itu sebelas jam. Sekarang dengan kecepatan mobil 70 kilo meter saja, ke Sintang bisa 5 jam 20 menit dan kita harus bersyukur apa yang telah dibuat pemrirntah," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Sutarmidji juga menegaskan, jika hasil kerja Jokowi sebagai presiden sangat membantu pemerintah daerah di Kalbar. Karena itulah pemerintah daerah bisa fokus membangun daerah, dengan anggaran masing-masing, tanpa memikirkan porsi anggaran dan kebijakan yang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat.
Dia juga mengatakan untuk pembangunan sekarang luar biasa karena pemerintah pusat membantu kita bangun jalan, sekolah dan sebagainya dimana bulan Juli tahun ini, semua sekolah negeri SMA dan SMK tak perlu bayar.
"Saat ini juga ada 142 ribu anak SMA dan SMK diberi bea siswa dan tahun depan 60 ribu anak dari sekolah swasta termasuk pesantren, dapat bea siswa. Kenapa ini bisa, karena angggaran dari pusat untuk bangun jalan telah ada, jadi kita alihkan anggarannya untuk keperluan lain," kata Sutarmidji.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, yaitu no urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan no urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019