Setidaknya, ketika mereka mengetahui bentuk surat suara baik untuk DPRD kabupaten, DPRD provinsi, DPR RI, DPD hingga surat suara presiden lebih memudahkan mereka dalam menggunakan hak pilihnya dengan benarKudus (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, gencar melakukan sosialisasi pemilu serentak yang digelar pada 17 April 2019 dengan menyasar warga sedulur sikep atau dikenal warga Samin di Kecamatan Undaan, Kudus, Rabu.
Sosialisasi terhadap warga sedulur sikep (sebutan lain untuk warga Samin) yang melibatkan relawan demokrasi hari Rabu ini (13/3), digelar di Balai Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, yang diikuti 32 orang warga sedulur sikep dari desa setempat.
Menurut Anggota KPU Kudus Ahmad Kholil di Kudus, Rabu, sosialisasi Pemilu 2019 kepada warga Samin memang diperlukan karena selama ini mereka merupakan kelompok minoritas yang dikhawatirkan belum mendapatkan informasi secara lengkap soal pemilu.
Apalagi, kata dia, pemilu yang digelar tahun ini berbeda dengan sebelumnya, mengingat digelar secara serempak sehingga mereka perlu diberikan sosialisasi, termasuk bentuk surat suara yang nantinya akan digunakan.
"Setidaknya, ketika mereka mengetahui bentuk surat suara baik untuk DPRD kabupaten, DPRD provinsi, DPR RI, DPD hingga surat suara presiden lebih memudahkan mereka dalam menggunakan hak pilihnya dengan benar," ujarnya.
Jangan sampai, kata dia, karena alasan tidak mengetahuinya saat di bilik justru dicoblos semuanya tanpa mau membuka masing-masing surat suara yang diterima yang berjumlah lima lembar.
Dengan adanya sosialisasi tersebut, dia berharap, semua warga sikep bersedia menyalurkan hak pilihnya pada 17 April 2019.
Warga sedulur sikep, katanya, memang ada yang menanyakan jumlah surat suara yang begitu banyak dan bentuk ukuran yang begitu besar.
"Mudah-mudahan, setelah sosialisasi ini mereka mengerti dan memahaminya sehingga saat menggunakan hak pilihnya tidak ada kesalahan dalam mencoblos," ujarnya.
Rencananya, kata dia, KPU Kudus akan membuat spesimen surat suara yang tidak ada logo partai politiknya, sehingga bisa dijadikan simulasi pencoblosan untuk melatih warga, terutama sedulur sikep.
Sementara itu, Kepala Desa Karangrowo Heri Darwanto mengaku berterima kasih dengan adanya sosialiasi Pemilu 2019, mengingat pemilu tahun ini memang berbeda dengan sebelumnya.
Jumlah warga sedulur sikep di Desa Karangrowo, katanya, ada 53 keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 180-an orang.
"Mayoritas sudah memiliki kartu tanda penduduk secara elektronik sehingga nantinya bisa menggunakan hak pilihnya," ujarnya.
Selama ini, kata dia, warga sedulur sikep memang cukup antusias dalam mendukung pelaksaan pemilu, karena hampir 90 persen warga menggunakan hak pilihnya.
Wargono, salah satu warga sedulur sikep mengakui senang dan bagus karena permasalahan yang sebelumnya belum jelas menjadi lebih jelas karena sudah dilatih dan ditunjukkan bentuk surat suaranya.
"Saya optimistis saat pencoblosan nanti tidak perlu canggung karena sudah mengetahui bahwa nanti ada lima surat suara yang harus dicoblos," ujarnya.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019