Jakarta (ANTARA) - Jaringan Perempuan Peduli Pengendalian Tembakau (JP3T) dan Puan Muda memperingati Hari Perempuan Internasional 2019 dengan menggelar aksi kreatif guna mengingatkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden peserta pemilihan umum untuk memperhatikan isu kesehatan, terutama yang berkaitan dengan dampak penggunaan produk tembakau.
"Saya berharap kedua pasangan calon memiliki komitmen yang kuat untuk isu kesehatan, terutama dalam mengendalikan industri tembakau, karena angka perokok anak dan perempuan terus meningkat," kata pegiat JP3T Sri Pangastuti dalam siaran pers organisasi yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, angka perokok anak dan perempuan terus meningkat. Sri menilai kondisi itu terjadi karena aturan mengenai pengendalian dampak penggunaan tembakau masih lemah sehingga industri rokok bisa semakin gencar menyasar anak-anak dan kelompok perempuan.
Bila hal itu dibiarkan, Sri khawatir bonus demografi Indonesia akan terancam. "Akibatnya, Indonesia Emas 2045 hanya akan jadi diksi indah pemerintah saja," ujarnya.
JP3T dan Puan Muda menyelenggarakan aksi kreatif bertajuk Aksi Perempuan Muda Dalam Warna-Warni Pilpres bertema "Mari Berkaca: Sudahkah Capres dan Cawapres Kita Peduli Asap" di Taman Aspirasi depan Istana Merdeka pada Minggu.
Aksi untuk meramaikan pesta demokrasi dengan isu kesehatan sejalan dengan tema debat untuk calon wakil presiden Minggu (17/3) tersebut meliputi pertunjukan Pameran Data Kejahatan Rokok, pembacaan puisi, aksi teatrikal serta pembacaan deklarasi dan rekomendasi kepada Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Rekomendasi untuk tim sukses calon presiden dan wakil presiden peserta pemilu mencakup penyusunan aturan yang melarang segala bentuk iklan, promosi dan sponsor rokok; kenaikan harga rokok semahal-mahalnya agar tidak terjangkau oleh anak-anak dan keluarga miskin; serta pelibatan kelompok anak muda dan perempuan dalam perencanaan program kesehatan dan pembangunan.
JP3T dan Puan Muda juga menyerukan aksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) dan penerapan prinsip-prinsipnya secara tegas, antara lain melalui penetapan kawasan tanpa rokok, pelarangan segala bentuk iklan rokok, pengenaan cukai rokok tinggi dan pelarangan penjualan rokok kepada anak-anak.
Baca juga:
Akademisi nilai kebijakan cukai turut tingkatkan konsumsi rokok
TKN akui sulit kendalikan tembakau, BPN pertimbangkan petani
"Saya berharap kedua pasangan calon memiliki komitmen yang kuat untuk isu kesehatan, terutama dalam mengendalikan industri tembakau, karena angka perokok anak dan perempuan terus meningkat," kata pegiat JP3T Sri Pangastuti dalam siaran pers organisasi yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, angka perokok anak dan perempuan terus meningkat. Sri menilai kondisi itu terjadi karena aturan mengenai pengendalian dampak penggunaan tembakau masih lemah sehingga industri rokok bisa semakin gencar menyasar anak-anak dan kelompok perempuan.
Bila hal itu dibiarkan, Sri khawatir bonus demografi Indonesia akan terancam. "Akibatnya, Indonesia Emas 2045 hanya akan jadi diksi indah pemerintah saja," ujarnya.
JP3T dan Puan Muda menyelenggarakan aksi kreatif bertajuk Aksi Perempuan Muda Dalam Warna-Warni Pilpres bertema "Mari Berkaca: Sudahkah Capres dan Cawapres Kita Peduli Asap" di Taman Aspirasi depan Istana Merdeka pada Minggu.
Aksi untuk meramaikan pesta demokrasi dengan isu kesehatan sejalan dengan tema debat untuk calon wakil presiden Minggu (17/3) tersebut meliputi pertunjukan Pameran Data Kejahatan Rokok, pembacaan puisi, aksi teatrikal serta pembacaan deklarasi dan rekomendasi kepada Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Rekomendasi untuk tim sukses calon presiden dan wakil presiden peserta pemilu mencakup penyusunan aturan yang melarang segala bentuk iklan, promosi dan sponsor rokok; kenaikan harga rokok semahal-mahalnya agar tidak terjangkau oleh anak-anak dan keluarga miskin; serta pelibatan kelompok anak muda dan perempuan dalam perencanaan program kesehatan dan pembangunan.
JP3T dan Puan Muda juga menyerukan aksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) dan penerapan prinsip-prinsipnya secara tegas, antara lain melalui penetapan kawasan tanpa rokok, pelarangan segala bentuk iklan rokok, pengenaan cukai rokok tinggi dan pelarangan penjualan rokok kepada anak-anak.
Baca juga:
Akademisi nilai kebijakan cukai turut tingkatkan konsumsi rokok
TKN akui sulit kendalikan tembakau, BPN pertimbangkan petani
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019