Semarang (ANTARA) - Kampanye hitam dengan menampilkan alat kontrasepsi bergambar pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Joko Widodo-Ma`ruf Amin yang beredar di sejumlah media sosial bakal merugikan lawannya, kata pakar komunikasi dari STIKOM Semarang Gunawan Witjaksana.
Menjawab pertanyaan ANTARA di Semarang, Minggu, Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si. mengatakan bahwa model kampanye hitam semacam itu sudah tidak efektif, bahkan cenderung kontraproduktif.
Gunawan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) menilai masyarakat akar rumput sudah makin cerdas karena banyaknya informasi yang mereka terima.
"Kampanye hitam justru merugikan lawannya meski sebenarnya belum tentu mereka yang membuat," katanya merespons pernyataan Relawan Pasangan Jokowi-Ma`ruf Amin, Bravo-5 Jawa Timur.
Sebelumnya, Ketua Bravo-5 Jawa Timur Ubaidillah Amin di Surabaya, Sabtu (9/3), mengatakan bahwa beredarnya gambar alat kontrasepsi jenis kondom tersebut merupakan fitnah dari pihak-pihak yang ingin membuat suasana pesta demokrasi menjadi tidak tenang.
Gus Ubaid, sapaan akrabnya, mengaku tidak sepakat dan mengutuk cara-cara berpolitik yang tidak sehat sehingga dapat merusak tatanan demokrasi yang sudah dibangun.
Menurut dia, pendukung Jokowi tidak mungkin membuat alat kontrasepsi tersebut, lalu membagi-bagikannya kepada masyarakat, terlebih dibungkus dengan simbol 01.
Lebih lanjut pakar komunikasi Gunawan mengutarakan bahwa ada kemungkinan pihak ketiga yang ingin memperkeruh suasana terkait dengan alat kontrasepsi bergambar Pasangan Calon Nomor Urut 01 itu.
Oleh karena itu, lanjut dia, keduanya perlu bergandengan tangan saling menyampaikan pesan yang menarik, mencerdaskan, etis, serta bermanfaat bagi masa depan masyarakat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden RI, 17 April 2019, diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-Ma`ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menjawab pertanyaan ANTARA di Semarang, Minggu, Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si. mengatakan bahwa model kampanye hitam semacam itu sudah tidak efektif, bahkan cenderung kontraproduktif.
Gunawan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) menilai masyarakat akar rumput sudah makin cerdas karena banyaknya informasi yang mereka terima.
"Kampanye hitam justru merugikan lawannya meski sebenarnya belum tentu mereka yang membuat," katanya merespons pernyataan Relawan Pasangan Jokowi-Ma`ruf Amin, Bravo-5 Jawa Timur.
Sebelumnya, Ketua Bravo-5 Jawa Timur Ubaidillah Amin di Surabaya, Sabtu (9/3), mengatakan bahwa beredarnya gambar alat kontrasepsi jenis kondom tersebut merupakan fitnah dari pihak-pihak yang ingin membuat suasana pesta demokrasi menjadi tidak tenang.
Gus Ubaid, sapaan akrabnya, mengaku tidak sepakat dan mengutuk cara-cara berpolitik yang tidak sehat sehingga dapat merusak tatanan demokrasi yang sudah dibangun.
Menurut dia, pendukung Jokowi tidak mungkin membuat alat kontrasepsi tersebut, lalu membagi-bagikannya kepada masyarakat, terlebih dibungkus dengan simbol 01.
Lebih lanjut pakar komunikasi Gunawan mengutarakan bahwa ada kemungkinan pihak ketiga yang ingin memperkeruh suasana terkait dengan alat kontrasepsi bergambar Pasangan Calon Nomor Urut 01 itu.
Oleh karena itu, lanjut dia, keduanya perlu bergandengan tangan saling menyampaikan pesan yang menarik, mencerdaskan, etis, serta bermanfaat bagi masa depan masyarakat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden RI, 17 April 2019, diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-Ma`ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pewarta: D.Dj. Kliwantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019