Bandarlampung, Lampung (ANTARA) - Calon presiden petahana, Joko Widodo, mengajak pendukungnya melaksanakan kampanye secara pintu ke pintu, ke desa-desa, untuk mengantisipasi marak hoaks termasuk di Lampung.
"Jangan sampai kita terkena fitnah kabar bohong alias hoaks melalui media sosial. Kita harus melawannya dengan cara berkampanye mulai door to door atau pun dari rumah ke rumah dan dari desa ke desa," kata Jokowi, di Way Halim, Bandarlampung, Jumat.
Hari itu, dia hadir pada deklarasi dukungan dari alumni perguruan tinggi dan SMA se-Provinsi Lampung.
Menurut dia, semua masyarakat harus menjaga persatuan, persaudaraan, dan kerukunan antarumat beragama. Indonesia pada khususnya di Provinsi Lampung memiliki kekayaan berbagai suku dari Lampung, Jawa, Palembang, dan lain-lain.
"Inilah kekayaan yang dimiliki Lampung yang juga merupakan miniatur Indonesia," kata dia.
Ia mencontohkan hoaks yang pernah dialami, berupa fitnah dalam pemerintahannya telah melarang azan dengan suara keras dan tentang keterkaitan dengan PKI.
"Logikanya dimana kok azan dilarang, negara kita ini banyak norma yang baik jangan sampai termakan isu. Terus banyak yang bilang saya PKI, padahal kita tahu PKI dibubarkan tahun berapa dan saya masih balita. Mana ada PKI balita," kata dia .
"Jangan sampai kita terkena fitnah kabar bohong alias hoaks melalui media sosial. Kita harus melawannya dengan cara berkampanye mulai door to door atau pun dari rumah ke rumah dan dari desa ke desa," kata Jokowi, di Way Halim, Bandarlampung, Jumat.
Hari itu, dia hadir pada deklarasi dukungan dari alumni perguruan tinggi dan SMA se-Provinsi Lampung.
Menurut dia, semua masyarakat harus menjaga persatuan, persaudaraan, dan kerukunan antarumat beragama. Indonesia pada khususnya di Provinsi Lampung memiliki kekayaan berbagai suku dari Lampung, Jawa, Palembang, dan lain-lain.
"Inilah kekayaan yang dimiliki Lampung yang juga merupakan miniatur Indonesia," kata dia.
Ia mencontohkan hoaks yang pernah dialami, berupa fitnah dalam pemerintahannya telah melarang azan dengan suara keras dan tentang keterkaitan dengan PKI.
"Logikanya dimana kok azan dilarang, negara kita ini banyak norma yang baik jangan sampai termakan isu. Terus banyak yang bilang saya PKI, padahal kita tahu PKI dibubarkan tahun berapa dan saya masih balita. Mana ada PKI balita," kata dia .
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019