Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Mahyudin menyatakan kebebasan yang kini dirasakan sebagai buah dari kemerdekaan tetap harus menaati aturan yang ada.
Menurut Mahyudin saat sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan GM FKPPI (Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri) di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa, saat ini terjadi kebebasan yang kebablasan.
"Malah sekarang terlalu bebas, padahal kebebasan itu harus taat aturan," kata Mahyudin.
Mahyudin mencontohkan, orang sekarang tak segan mencaci maki, menyebar berita hoaks. Seperti kejadian di Surabaya, ada seorang ibu membawa anaknya melakukan bom bunuh diri. Apalagi menjelang Pemilu ini segala cara dihalalkan. Untuk itu, Mahyudin mengingatkan, agar jangan sampai kita kembali ke zaman jahiliah.
Untuk itu, menurut Mahyudin, perlunya Empat Pilar MPR. Bahwa Indonesia bukan negara agama tapi negara beragama. Artinya, setiap penduduk Indonesia wajib beragama. Begitu pula kedaulatan, harus digunakan dengan sebenar-benarnya. "Jangan gunakan kedaulatan itu untuk korupsi," kata Mahyudin.
Begitu pula dalam hal memilih pemimpin, Mahyudin menganjurkan, dalam memilih pemimpin pilihlah pemimpin yang disukai, namun jangan sampai merenggangkan persaudaraan dan kesatuan. "Jangan sampai karena beda pilihan jadi pisah ranjang," ujar Mahyudin.
Mahyudin juga mengatakan masyarakat kita sepakat untuk merdeka, sebagai jembatan emas untuk membawa kita dari bodoh menjadi pintar, dari miskin menjadi kaya, dari terbelenggu menjadi bebas.
Ia dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa gembira MPR bisa bekerjasama dengan GM FKPPI (Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri) Kota Bontang dalam melalukan sosialisasi Empat Pilar MPR. "Ketika ada usulan kerjasama sosialisasi Empat Pilar MPR dengan FKPPI, langsung saya setujui," kata Mahyudin.
Sementara itu, dalam sosialisasi Empat Pilar MPR tersebut, diikuti 400 peserta yang terdiri dari warga masyarakat dan para pelajar dari Kota Bontang. Bersama Mahyudin juga hadir sebagai narasumber dua anggota MPR dari Fraksi Golkar, yaitu Hetifah Sjaifudian dan Popong Otje Djundjunan.
Tokoh nasional asal Kalimantan Timur itu punya alasan kenapa kerjasama dengan FKPPI ini begitu penting. Karena, lanjut Mahyudin, orangtua mereka menjadi saksi sejarah, bagaimana kita mampu memperoleh kemerdekaan. "Itu tidak mudah, banyak darah ditumpahkan, banyak air mata terkuras, dan banyak jiwa melayang untuk kita bisa seperti sekarang ini," kata Mahyudin.
Pengorbanan yang diberikan oleh para pejuang kita itu, menurut Mahyudin, adalah bukti bahwa kemerdekaan tidak diperoleh secara gratis. Oleh karena itu, MPR dan FKKPI memiliki satu misi, yaitu mempertahankan yang kita miliki bersama, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai kapan pun.
Menurut Mahyudin saat sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan GM FKPPI (Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri) di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa, saat ini terjadi kebebasan yang kebablasan.
"Malah sekarang terlalu bebas, padahal kebebasan itu harus taat aturan," kata Mahyudin.
Mahyudin mencontohkan, orang sekarang tak segan mencaci maki, menyebar berita hoaks. Seperti kejadian di Surabaya, ada seorang ibu membawa anaknya melakukan bom bunuh diri. Apalagi menjelang Pemilu ini segala cara dihalalkan. Untuk itu, Mahyudin mengingatkan, agar jangan sampai kita kembali ke zaman jahiliah.
Untuk itu, menurut Mahyudin, perlunya Empat Pilar MPR. Bahwa Indonesia bukan negara agama tapi negara beragama. Artinya, setiap penduduk Indonesia wajib beragama. Begitu pula kedaulatan, harus digunakan dengan sebenar-benarnya. "Jangan gunakan kedaulatan itu untuk korupsi," kata Mahyudin.
Begitu pula dalam hal memilih pemimpin, Mahyudin menganjurkan, dalam memilih pemimpin pilihlah pemimpin yang disukai, namun jangan sampai merenggangkan persaudaraan dan kesatuan. "Jangan sampai karena beda pilihan jadi pisah ranjang," ujar Mahyudin.
Mahyudin juga mengatakan masyarakat kita sepakat untuk merdeka, sebagai jembatan emas untuk membawa kita dari bodoh menjadi pintar, dari miskin menjadi kaya, dari terbelenggu menjadi bebas.
Ia dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa gembira MPR bisa bekerjasama dengan GM FKPPI (Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri) Kota Bontang dalam melalukan sosialisasi Empat Pilar MPR. "Ketika ada usulan kerjasama sosialisasi Empat Pilar MPR dengan FKPPI, langsung saya setujui," kata Mahyudin.
Sementara itu, dalam sosialisasi Empat Pilar MPR tersebut, diikuti 400 peserta yang terdiri dari warga masyarakat dan para pelajar dari Kota Bontang. Bersama Mahyudin juga hadir sebagai narasumber dua anggota MPR dari Fraksi Golkar, yaitu Hetifah Sjaifudian dan Popong Otje Djundjunan.
Tokoh nasional asal Kalimantan Timur itu punya alasan kenapa kerjasama dengan FKPPI ini begitu penting. Karena, lanjut Mahyudin, orangtua mereka menjadi saksi sejarah, bagaimana kita mampu memperoleh kemerdekaan. "Itu tidak mudah, banyak darah ditumpahkan, banyak air mata terkuras, dan banyak jiwa melayang untuk kita bisa seperti sekarang ini," kata Mahyudin.
Pengorbanan yang diberikan oleh para pejuang kita itu, menurut Mahyudin, adalah bukti bahwa kemerdekaan tidak diperoleh secara gratis. Oleh karena itu, MPR dan FKKPI memiliki satu misi, yaitu mempertahankan yang kita miliki bersama, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai kapan pun.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019