Jakarta (ANTARA News) - Menguatnya dukungan kaum muda, termasuk generasi milenial Indonesia, kepada calon presiden (capres) Jokowi akan menjadi tambahan energi kemenangan bagi pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Maruf Amin.
"Visi misi dan kemampuan capres menjadi pertimbangan utama pemilih, karena ini adalah pemilu presiden," kata Sekretaris Tim Kampanye Nasioal (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Senin.
Menurut Hasto, ketidakmampuan Capres Prabowo menjelaskan pertanyaan sederhana terkait infrastruktur apa yang akan dibangun untuk pengembangan "unicorn" di Indonesia, menjadi bukti bahwa Prabowo tidak pernah update dengan hal-hal baru terkait arah dan dinamika pengembangan perekonomian dunia.
"Ketidakpahaman terhadap trend global tersebut berakibat fatal, yakni menipisnya dukungan kaum muda," katanya.
Hasto menjelaskan, dalam analogi sederhana, generasi lama masih membaca media mingguan lama, sementara generasi muda saat ini, bacaannya sudah media online dan begitu aktif di sosial media.
"Ketidakpahaman terhadap 'unicorn' menjadi pukulan telak, yang membuat publik ragu apakah Pak Prabowo melakukan update terhadap trend global dan hal-hal baru seperti industri 4.0," katanya.
Menurut Hasto, keunggulan Capres Jokowi dalam debat, media, dan sosial media, menjadi daya dorong bagi parpol anggota Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dan para relawan pendukung, untuk semakin bergerak masif di darat.
"Kami mendapat energi baru dan gelora semangat untuk terus memerkuat gerakan teritorial. Seluruh parpol dan relawan pendukung 01 akan semakin masif bergerak. Keunggulan Capres Jokowi di udara menjadi panduan dan semangat untuk makin intensif bergerak di darat," katanya.
"Visi misi dan kemampuan capres menjadi pertimbangan utama pemilih, karena ini adalah pemilu presiden," kata Sekretaris Tim Kampanye Nasioal (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Senin.
Menurut Hasto, ketidakmampuan Capres Prabowo menjelaskan pertanyaan sederhana terkait infrastruktur apa yang akan dibangun untuk pengembangan "unicorn" di Indonesia, menjadi bukti bahwa Prabowo tidak pernah update dengan hal-hal baru terkait arah dan dinamika pengembangan perekonomian dunia.
"Ketidakpahaman terhadap trend global tersebut berakibat fatal, yakni menipisnya dukungan kaum muda," katanya.
Hasto menjelaskan, dalam analogi sederhana, generasi lama masih membaca media mingguan lama, sementara generasi muda saat ini, bacaannya sudah media online dan begitu aktif di sosial media.
"Ketidakpahaman terhadap 'unicorn' menjadi pukulan telak, yang membuat publik ragu apakah Pak Prabowo melakukan update terhadap trend global dan hal-hal baru seperti industri 4.0," katanya.
Menurut Hasto, keunggulan Capres Jokowi dalam debat, media, dan sosial media, menjadi daya dorong bagi parpol anggota Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dan para relawan pendukung, untuk semakin bergerak masif di darat.
"Kami mendapat energi baru dan gelora semangat untuk terus memerkuat gerakan teritorial. Seluruh parpol dan relawan pendukung 01 akan semakin masif bergerak. Keunggulan Capres Jokowi di udara menjadi panduan dan semangat untuk makin intensif bergerak di darat," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019