Pengetahuan dua capres soal Revolusi Industri 4.0 timpang

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

Jakarta (ANTARA News) - Koordinasi Kaukus Hijau Nasional Dimitri Dwi Putra di Jakarta, Senin, mengatakan debat putaran kedua memperlihatkan ketimpangan pengetahuan  calon presiden (capres) nomor urut 1 dan 2 soal revolusi industri 4.0. 

Capres nomor urut 01, menurut dia, cukup dalam memahami kondisi revolusi industri 4.0  seperti apa, apa optimismenya, apa peluang yang harus diambil. 

“Bisa kelihatan capres paham soal ‘unicorn’ apa engga. Dia (Capres nomor urut 1 Jokowi) memahami ekosistemnya,” kata Dimitri.

Karena jika ingin berbicara soal revolusi industri 4.0, menurut dia, berarti harus juga berbicara ekosistemnya. Dan Jokowi mempunyai program 1000 “startup” atau perusahaan rintisan, sehingga terlihat bagaimana kontribusinya untuk pengembangannya. 

Meskipun kalau ingin dikritisi ia mengatakan dari 1000 itu belum kelihatan mana yang berhasil mana yang tidak. Misalnya Gojek, Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, empat unicorn Indonesia ini tidak ada yang berasal dari program tersebut. 

“Jadi kita masih bertanya juga sebenarnya, 1000 ‘startups’ ini apa. Dan bagaimana progresnya, kita nggak pernah tahu. Bagaimana Kibar dan Kementerian Komunikasi dan Informatika menjangkau program ini, ini jadi salah satu catatan kita,” kata Dimitri.

Tapi, menurut dia, jika ingin berbicara soal pemahaman dan konseptual secara umum, maka terlihat Jokowi memahami dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto sangat tidak paham. 

Hal tersebut juga terlihat saat pertanyaan soal bagaimana pertanian dikaitkan dengan revolusi industri 4.0. Dimitri mengatakan Jokowi bisa menyebutkan beberapa startups pertanian sederhana yang berhasil menyambungkan petani dan pasar secara langsung. 

Sedangkan untuk Prabowo, menurut dia, tidak bisa memberi contoh. Artinya tidak pernah punya data dan tidak pernah memahami hal ini. 

“Jadi buat saya, milenial, sudah jelas,” kata Dimitri. 

Meskipun demikian dirinya mengaku dari hasil debat capres 2019 putaran kedua ini juga masih meninggalkan kebimbangan untuk menentukan capresnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 17 April 2019, mengingat pada putaran pertama jawaban dan pernyataan kedua capres sangat “mengambang”.

Dalam debat capres 2019 putaran kedua, Minggu (17/2), Jokowi sempat menanyakan apa yang akan dilakukan untuk membantu mengembangkan “unicorn” di Indonesia. Dan Prabowo menjawab akan membenahi regulasi dan pajak agar tidak membebani perusahaan rintisan yang sedang berkembang ini.*


Baca juga: TKN nilai Prabowo gagal pahami pertanyaan Jokowi soal "unicorn"

Baca juga: Jokowi pertanyakan infrastruktur pengembangan untuk "unicorn" kepada Prabowo

Baca juga: Prabowo janji kurangi regulasi dukung perusahaan rintisan

 

Pewarta:
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Analis politik sebut debat kedua milik Jokowi Sebelumnya

Analis politik sebut debat kedua milik Jokowi

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS