Jakarta (ANTARA News) - Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menyebut panggung debat capres kedua menjadi milik capres petahana Jokowi.
"Debat kedua sudah ada perbaikan dari debat perdana, terasa lebih cair dan tidak terlalu kaku. Namun, panggung debat kali ini kita harus akui menjadi milik Jokowi," kata Pangi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan Jokowi sangat detail menjelaskan soal strategi menjaga keseimbangan pangan dan harga, menyenangkan petani dan menjaga stok, soal nelayan, sumber daya laut, energi, lingkungan serta soal konektifitas infrastruktur dan konsistensi infrastruktur yang akan diteruskan.
Performa Jokowi dinilai cukup bagus, karena menyuguhkan data dan detail, serta lebih tenang dan lebih menguasai pada level operasional.
"Walaupun ada potensi 'data keliru' yang salah dan bisa blunder seperti kebakaran hutan dan soal data impor jagung yang disampaikan Jokowi," ujar dia.
Jokowi menurutnya, tampil penuh percaya diri, menguasai materi, dan sempat melakukan serangan terukur serta menohok pada Prabowo soal tanah.
Pangi memandang Jokowi juga terlihat lebih banyak belajar dari debat pertama soal konten debat, bahasa atau gaya tubuh, sehingga lebih lancar menyampaikan data dan memaparkan contoh sederhana untuk mudah dimengerti masyarakat kelas bawah.
"Jokowi semakin di atas angin ketika dalam beberapa kesempatan Prabowo malah menunjukkan 'persetujuan' dengan argumentasi Jokowi," kata dia.
Dia memandang Prabowo gagal menunjukkan tawaran alternatif kebijakan, serta sangat minim menyuguhkan data. Prabowo terjebak pada narasi besar yang tidak mampu dan gagap dioperasionalkan ke dalam program yang lebih detail.
Sementara Jokowi, kata dia, langsung memberikan contoh soal ketegasannya dalam soal penegakan hukum. Misalnya, dengan memberi contoh soal denda pada perusahaan yang merusak lingkungan.
"Jokowi langsung ke poin inti, menjelaskan dengan bahasa yang sangat sederhana sudah berapa kilometer jalan tol yang dibangun, irigasi, ratusan waduk di bangun dan proyek infrastruktur lainnya," jelasnya.
Di sisi lain dia mengatakan Jokowi tampil lebih ofensif, berbalik dengan Prabowo yang terkesan lebih bijak dan tak menyerang.
Dia menyontohkan ketika Jokowi menyerang soal kepemilikan tanah, Prabowo hanya mengklarifikasi tanah yang dikuasainya HGU milik negara dan bisa diambil kembali.
Pangi menilai Prabowo tampak berlaku baik pada Jokowi dalam debat kedua dengan memuji kerja Jokowi. Prabowo juga mengakui hal-hal baik yang tengah dilakukan pemerintah.
Hal ini, kata dia, menunjukkan Prabowo ingin memberikan pesan makna politis bahwa dirinya nasionalis dan negarawan.
"Prabowo sesekali memang tampil menyerang balik, mengkritik soal infrastruktur Jokowi, namun sayang tidak memakai data yang kuat," tuturnya.
Dia juga menilai Prabowo tidak berupaya mengambil empati petani karet dan sawit dengan mengangkat narasi rendahnya harga sawit dan karet. Prabowo juga tidak menanyakan soal lahan rakyat diambil investor dan pemilik modal.
"Sebagai penantang Prabowo gagal mengeksprolasi kegagalan dan titik lemah kebijakan petahana. Jika Prabowo lebih cermat dengan analisis yang lebih mendalam Prabowo juga bisa memberikan serangan yang cukup merepotkan Jokowi," kata Pangi.
Oleh karena itu, kata dia, situasi ini menjadikan panggung debat kedua kali didominasi Jokowi. Ditopang dengan basis data dan uraian capaian dan prestasi, pemaparan Jokowi dinilainya terkesan lebih rapi, sehingga Jokowi terlihat lebih menguasai masalah.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019