Jakarta (ANTARA News) - Pelapor Menkominfo Rudiantara, Nurhayati memenuhi undangan klarifikasi oleh Bawaslu, Jumat petang, terkait laporannya yang soal dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan Rudiantara.
"Saya datang memenuhi undangan klarifikasi terkait pelaporan yang kami buat," kata Nurhayati di Jakarta, Jumat.
Nurhayati mengatakan dirinya didampingi Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) dan sejumlah saksi, memberikan klarifikasi atas laporannya itu kepada Bawaslu.
Dia mengatakan laporan yang diajukan tanggal 1 Februari itu akan kedaluwarsa pada 22 Februari. Dia berharap laporan itu cepat diproses.
Sebelumnya Nurhayati melaporkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ke Bawaslu RI terkait pernyataannya dalam acara Kominfo Next, yang dinilai sebagai pelanggaran pemilu.
"Kami melaporkan Menkominfo atas pernyataannya dalam acara Kominfo Next," kata Nurhayati.
Menurut Nurhayati, dalam acara Kominfo Next, Rudiantara menyatakan pernyataan yang menggiring pola pikir untuk tidak mencoblos pasangan 02.
Dia menilai Rudiantara melanggar Pasal 282, 283 dan 547 UU Pemilu, yang isinya antara lain mengatur soal larangan tindakan pejabat negara menguntungkan/merugikan pasangan calon tertentu.
Dalam acara Kominfo Next yang diselenggarakan di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis (31/1), Menkominfo awalnya menanyakan soal desain banner sosialisasi Pemilu 2019 yang akan ditempel di Kementerian Kominfo.
Rudiantara mempersilakan peserta dalam Kominfo Next memilih apakah lebih setuju dengan desain nomor satu atau nomor dua. Dia menekankan bahwa pilihan nomor satu dan dua ini tidak terkait Pilpres.
"Ini susah-susah gampang. Tidak ada kaitannya dengan pencoblosan Pilpres nanti. Jangan dikait-kaitkan dengan pencoblosan Pilpres. Kalau dikait-kaitkan dengan pencoblosan Pilpres, saya akan ambil hak otoritas saya untuk menetapkan. Tidak ada kaitannya dengan Pilpres," ujar Rudiantara saat itu.
Kemudian, dia mempersilakan perwakilan pemilih desain nomor satu dan dua yang terdiri dari dua orang ibu-ibu, untuk naik ke atas panggung untuk menjelaskan alasan memilih desain tersebut.
Tanpa diduga pemilih desain nomor dua, justru menjelaskan alasannya memilih pasangan Pilpres nomor dua, bukan alasan memilih desain nomor dua.
"Bismillahirohmanirohim. Mungkin terkait keyakinan saja pak. Keyakinan atas visi-misi yang disampaikan oleh nomor dua," ujar ibu tersebut.
Rudiantara lalu meluruskan bahwa pertanyaannya adalah tentang desain banner sosialisasi pemilu.
Dia lalu mengalihkan pertanyaan kepada seorang ibu yang memilih desain nomor satu dan dijawab secara logis bahwa desain nomor satu lebih berwarna dibandingkan desain nomor dua.
Kemudian Rudiantara mempersilakan kedua ibu turun dari panggung. Namun dia memanggil lagi ibu pemilih desain nomor dua dan bertanya "Bu, bu, yang bayar gaji ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa? Bukan yang keyakinan ibu? Ya sudah, makasih."
"Saya datang memenuhi undangan klarifikasi terkait pelaporan yang kami buat," kata Nurhayati di Jakarta, Jumat.
Nurhayati mengatakan dirinya didampingi Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) dan sejumlah saksi, memberikan klarifikasi atas laporannya itu kepada Bawaslu.
Dia mengatakan laporan yang diajukan tanggal 1 Februari itu akan kedaluwarsa pada 22 Februari. Dia berharap laporan itu cepat diproses.
Sebelumnya Nurhayati melaporkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ke Bawaslu RI terkait pernyataannya dalam acara Kominfo Next, yang dinilai sebagai pelanggaran pemilu.
"Kami melaporkan Menkominfo atas pernyataannya dalam acara Kominfo Next," kata Nurhayati.
Menurut Nurhayati, dalam acara Kominfo Next, Rudiantara menyatakan pernyataan yang menggiring pola pikir untuk tidak mencoblos pasangan 02.
Dia menilai Rudiantara melanggar Pasal 282, 283 dan 547 UU Pemilu, yang isinya antara lain mengatur soal larangan tindakan pejabat negara menguntungkan/merugikan pasangan calon tertentu.
Dalam acara Kominfo Next yang diselenggarakan di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis (31/1), Menkominfo awalnya menanyakan soal desain banner sosialisasi Pemilu 2019 yang akan ditempel di Kementerian Kominfo.
Rudiantara mempersilakan peserta dalam Kominfo Next memilih apakah lebih setuju dengan desain nomor satu atau nomor dua. Dia menekankan bahwa pilihan nomor satu dan dua ini tidak terkait Pilpres.
"Ini susah-susah gampang. Tidak ada kaitannya dengan pencoblosan Pilpres nanti. Jangan dikait-kaitkan dengan pencoblosan Pilpres. Kalau dikait-kaitkan dengan pencoblosan Pilpres, saya akan ambil hak otoritas saya untuk menetapkan. Tidak ada kaitannya dengan Pilpres," ujar Rudiantara saat itu.
Kemudian, dia mempersilakan perwakilan pemilih desain nomor satu dan dua yang terdiri dari dua orang ibu-ibu, untuk naik ke atas panggung untuk menjelaskan alasan memilih desain tersebut.
Tanpa diduga pemilih desain nomor dua, justru menjelaskan alasannya memilih pasangan Pilpres nomor dua, bukan alasan memilih desain nomor dua.
"Bismillahirohmanirohim. Mungkin terkait keyakinan saja pak. Keyakinan atas visi-misi yang disampaikan oleh nomor dua," ujar ibu tersebut.
Rudiantara lalu meluruskan bahwa pertanyaannya adalah tentang desain banner sosialisasi pemilu.
Dia lalu mengalihkan pertanyaan kepada seorang ibu yang memilih desain nomor satu dan dijawab secara logis bahwa desain nomor satu lebih berwarna dibandingkan desain nomor dua.
Kemudian Rudiantara mempersilakan kedua ibu turun dari panggung. Namun dia memanggil lagi ibu pemilih desain nomor dua dan bertanya "Bu, bu, yang bayar gaji ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa? Bukan yang keyakinan ibu? Ya sudah, makasih."
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019