Bolehlah keras-keras sedikit-sedikit tidak apaSemarang (ANTARA News) - Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo menyebut tidak masalah pidatonya bernada keras dalam beberapa kesempatan karena sesuai dengan fakta yang ada.
"Yang paling penting menyampaikan fakta, yang paling penting menyampaikan data," kata Joko Widodo di GOR Jatidiri, Semarang, Minggu.
Ia mengaku, kadang merasa bosan untuk terus berbicara halus sehingga menurut dia tak masalah untuk sedikit bernuansa keras.
Hal terpenting yang disampaikan bukan kabar bohong dan kedustaan.
"Ya masak suruh halus terus. Ya kadang-kadang kita kan bosan. Bolehlah keras-keras sedikit-sedikit tidak apa," katanya.
Ia justru menegaskan pentingnya menyampaikan data dan fakta kepada masyarakat luas.
"Yang paling penting bukan menyampaikan semburan dusta, yang paling penting bukan menyampaikan semburan kebohongan, yang paling penting bukan menyampaikan semburan hoaks," katanya.
Jokowi dalam dua kali kesempatan kunjungan kerjanya ke Jawa Timur dan Jawa Tengah akhir pekan ini, memberikan pidato bernada keras dengan menyindir pernyataan-pernyataan lawan politiknya misalnya terkait hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, pernyataan perbandingan ekonomi Indonesia dengan Haiti, dan pendapat soal Indonesia akan punah pada 2030.
Kerasnya nuansa pidato Jokowi, juga diakuinya untuk memberikan semangat secara khusus kepada para relawan pendukungnya.
"Ya tujuannya memberikan semangat kepada relawan yang dalam dua hari ini yang menyampaikan dukungan kepada kita. Memang perlu militansi dalam setiap kita bekerja," katanya.
Sementara soal serangan yang semakin gencar dari kubu lawan politiknya, Jokowi mengaku tidak merasakan ada serangan.
"Serangan apa? Enggak ada. Serangan apa enggak ada. Enggak ada," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi dinilai kedepankan kekuatan moral
Baca juga: Jokowi sebut penyindir Sri Mulyani tak paham ekonomi makro
Baca juga: Tagar #JokowiPilihanTepat trending di Twitter
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019