Lombok Timur (ANTARA News) - Ribuan ulama, ustadz, ustazah dan santri di Nusa Tenggara Barat menyatakan dukungan kepada calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-KH Ma`ruf Amin pada Pilpres 2019.
Pernyataan dukungan terhadap pasangan nomor urut 01 ini diselenggarakan dalam acara Doa Kebangsaan dan Deklarasi Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) NTB di Pondok Pesantren Marakit Taqlimat, Mamben, Kabupaten Lombok Timur, Jumat petang.
Acara Doa Kebangsaan dan Deklarasi JKSN NTB ini dihadiri Ketua Dewan Pembina JKSN Pusat Khofifah Indar Parawansa, Dewan Penasihat JKSN Pusat KH Asep Saifuddin dan Ketua JKSN Pusat KH M Roziqi Yasir.
Dewan Penasihat JKSN Pusat KH Asep Saifuddin mengatakan duet kepemimpinan Jokowi-Ma`ruf dirasa tepat untuk melanjutkan kepemimpinan di Indonesia.
Ia mengatakan, di era Jokowi blok Mahakam yang pada pemerintahan sebelumnya dikuasai oleh asing, kini telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
"Keberhasilan ini belum termasuk banyaknya perusahaan asing yang telah berubah kepemilikan menjadi perusahaan nasional, di antaranya PT Freeport dan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Jadi, orang yang menuduh pak Jokowi adalah antek asing, itu keliru," tegas KH Asep.
"Saya melihat dengan mata kepala sendiri tentang Jokowi yang rajin shalat," kata KH Asep..
Dia menyakini bahwa semua warga Indonesia tidak mempercayai kabar bahwa Jokowi itu tidak bisa shalat.
"Saya saksi mata melihat beliau salatnya tertib dan sesuai dengan kaidah rukun shalat," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua JKSN Pusat KH M Roziqi Yasir yang meminta para ulama, ustadz, ustazah dan santri di NTB untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma`ruf Amin.
"Kalau dulu ketika Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih 27 persen suara, maka kita balik sekarang menjadi 72 persen untuk kemenangan Jokowi-Ma`ruf Amin dan 27 persennya diberikan kepada pasangan sebelah (Prabowo-Sandi)," katanya.
Sementara, Ketua JKSN NTB TGH Hazmi Hamzar mengaku prihatin dengan media sosial yang isinya tidak sehat dan berbau fitnah untuk kepentingan kampanye pilpres.
"Dalam Islam kita tidak boleh berdakwah dengan cara fitnah. Saya imbau warga NTB, utamanya Jamaah Maraqittalimat jangan ikuti ajaran yang suka fitnah itu. Sekali lagi, itu tidak boleh dan jangan bergabung dengan hal seperti itu," ujar Hazmi.
Ia mengingatkan ada perbedaan pilihan politik merupakan hal yang lumrah bagi umat Islam. Namun Hazmi menilai mereka akan patuh pada pilihan imamnya.
"Jika kita shalat zuhur, kita harus bersama-sama shalat yang sama. Insya Allah, imam kita akan membawa kita pada hal-hal yang baik," ucapnya.
Kalau di medsos itu, pandai-pandai memilih dan memilah mana informasi yangbaik dan mana yang menyesatkan.
Sejumlah tokoh yang hadir dalam deklarasi itu di antaranya Penasihat PP Muslimat NU Nyai Hj Mahfudhoh Ali Ubaid binti KH Wahab Hasbullah, termasuk Ketua Fatayat NU NTB Hj Wartiah serta Rektor Universitas NU (UNU) NTB Baiq Mulyana.
Pernyataan dukungan terhadap pasangan nomor urut 01 ini diselenggarakan dalam acara Doa Kebangsaan dan Deklarasi Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) NTB di Pondok Pesantren Marakit Taqlimat, Mamben, Kabupaten Lombok Timur, Jumat petang.
Acara Doa Kebangsaan dan Deklarasi JKSN NTB ini dihadiri Ketua Dewan Pembina JKSN Pusat Khofifah Indar Parawansa, Dewan Penasihat JKSN Pusat KH Asep Saifuddin dan Ketua JKSN Pusat KH M Roziqi Yasir.
Dewan Penasihat JKSN Pusat KH Asep Saifuddin mengatakan duet kepemimpinan Jokowi-Ma`ruf dirasa tepat untuk melanjutkan kepemimpinan di Indonesia.
Ia mengatakan, di era Jokowi blok Mahakam yang pada pemerintahan sebelumnya dikuasai oleh asing, kini telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
"Keberhasilan ini belum termasuk banyaknya perusahaan asing yang telah berubah kepemilikan menjadi perusahaan nasional, di antaranya PT Freeport dan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Jadi, orang yang menuduh pak Jokowi adalah antek asing, itu keliru," tegas KH Asep.
"Saya melihat dengan mata kepala sendiri tentang Jokowi yang rajin shalat," kata KH Asep..
Dia menyakini bahwa semua warga Indonesia tidak mempercayai kabar bahwa Jokowi itu tidak bisa shalat.
"Saya saksi mata melihat beliau salatnya tertib dan sesuai dengan kaidah rukun shalat," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua JKSN Pusat KH M Roziqi Yasir yang meminta para ulama, ustadz, ustazah dan santri di NTB untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma`ruf Amin.
"Kalau dulu ketika Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih 27 persen suara, maka kita balik sekarang menjadi 72 persen untuk kemenangan Jokowi-Ma`ruf Amin dan 27 persennya diberikan kepada pasangan sebelah (Prabowo-Sandi)," katanya.
Sementara, Ketua JKSN NTB TGH Hazmi Hamzar mengaku prihatin dengan media sosial yang isinya tidak sehat dan berbau fitnah untuk kepentingan kampanye pilpres.
"Dalam Islam kita tidak boleh berdakwah dengan cara fitnah. Saya imbau warga NTB, utamanya Jamaah Maraqittalimat jangan ikuti ajaran yang suka fitnah itu. Sekali lagi, itu tidak boleh dan jangan bergabung dengan hal seperti itu," ujar Hazmi.
Ia mengingatkan ada perbedaan pilihan politik merupakan hal yang lumrah bagi umat Islam. Namun Hazmi menilai mereka akan patuh pada pilihan imamnya.
"Jika kita shalat zuhur, kita harus bersama-sama shalat yang sama. Insya Allah, imam kita akan membawa kita pada hal-hal yang baik," ucapnya.
Kalau di medsos itu, pandai-pandai memilih dan memilah mana informasi yangbaik dan mana yang menyesatkan.
Sejumlah tokoh yang hadir dalam deklarasi itu di antaranya Penasihat PP Muslimat NU Nyai Hj Mahfudhoh Ali Ubaid binti KH Wahab Hasbullah, termasuk Ketua Fatayat NU NTB Hj Wartiah serta Rektor Universitas NU (UNU) NTB Baiq Mulyana.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019