Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Karding, mengatakan, ucapan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, soal "menteri keuangan adalah menteri pencetak utang" kian menunjukkan karakter politiknya yang agresif dan suka merendahkan pihak lain.
"Ucapan Prabowo bukan saja melukai seorang menteri keuangan, tapi juga menyakiti puluhan ribu pegawai kementerian keuangan dan keluarganya di seluruh Indonesia," kata Karding, dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin.
Ia juga menilai ucapan Prabowo itu menuduh pekerjaan yang selama ini dilakukan pegawai kementerian keuangan bukannya menyelesaikan masalah negara, tapi justru menambah beban negara.
"Ucapan Prabowo bisa dikategorikan sebagai bentuk penghinaan terhadap lembaga negara. Sebab Kementerian Keuangan sebagai institusi pemerintah merupakan nomenklatur yang dilindungi undang-undang," katanya.
Karding menilai ucapan calon presiden nomor urut 02 ini menunjukkan dia tidak memahami perkara ekonomi. "Utang dalam sebuah negara merupakan hal yang lazim. Indonesia sudah berutang sejak 1946. Negara mana di dunia yang tidak utang? Yang terpenting bukan soal kita berutang atau tidak tapi untuk apa kita berutang," katanya.
Menurut dia, utang pemerintah selama ini ditujukan untuk hal-hal yang bersifat produktif, mulai dari belanja pegawai hingga pembangun infrastruktur di berbagai daerah.
"Infrastruktur ini penting untuk menggerakkan roda ekonomi dari pusat ke daerah dan sebaliknya. Sehingga ketimpangan ekonomi bisa diperkecil dan kesejahteraan bisa diratakan," katanya.
Untik itu, Karding meminta Prabowo sebaiknya berhenti memprovokasi rakyat dengan ucapan-ucapan yang agresif. "Jangan hanya karena ingin merebut kekuasaan rakyat kemudian dicekoki kebencian. Sebab yang akan rugi adalah seluruh bangsa ini," katanya.
"Ucapan Prabowo bukan saja melukai seorang menteri keuangan, tapi juga menyakiti puluhan ribu pegawai kementerian keuangan dan keluarganya di seluruh Indonesia," kata Karding, dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin.
Ia juga menilai ucapan Prabowo itu menuduh pekerjaan yang selama ini dilakukan pegawai kementerian keuangan bukannya menyelesaikan masalah negara, tapi justru menambah beban negara.
"Ucapan Prabowo bisa dikategorikan sebagai bentuk penghinaan terhadap lembaga negara. Sebab Kementerian Keuangan sebagai institusi pemerintah merupakan nomenklatur yang dilindungi undang-undang," katanya.
Karding menilai ucapan calon presiden nomor urut 02 ini menunjukkan dia tidak memahami perkara ekonomi. "Utang dalam sebuah negara merupakan hal yang lazim. Indonesia sudah berutang sejak 1946. Negara mana di dunia yang tidak utang? Yang terpenting bukan soal kita berutang atau tidak tapi untuk apa kita berutang," katanya.
Menurut dia, utang pemerintah selama ini ditujukan untuk hal-hal yang bersifat produktif, mulai dari belanja pegawai hingga pembangun infrastruktur di berbagai daerah.
"Infrastruktur ini penting untuk menggerakkan roda ekonomi dari pusat ke daerah dan sebaliknya. Sehingga ketimpangan ekonomi bisa diperkecil dan kesejahteraan bisa diratakan," katanya.
Untik itu, Karding meminta Prabowo sebaiknya berhenti memprovokasi rakyat dengan ucapan-ucapan yang agresif. "Jangan hanya karena ingin merebut kekuasaan rakyat kemudian dicekoki kebencian. Sebab yang akan rugi adalah seluruh bangsa ini," katanya.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019