Ahli komunikasi nilai lebih baik perdebatkan program aplikatif

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Debat calon presiden pada 17 Januari lalu juga disaksikan massa pendukung di luar Hotel Bidakara, Jakarta. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Semarang(ANTARA News) - Pada debat kedua calon presiden, 17 Februari mendatang, seyogianya memperdebatkan program aplikatif, kata ahli komunikasi dari STIKOM Semarang, Gunawan Witjaksana, Jumat malam.

Dalam Ilmu Humas, menurut Drs Gunawan Witjaksana, M.Si., janji yang disampaikan tentu akan ditagih dengan pembuktian ketika sudah terpilih.

Gunawan mengemukakan hal itu di Semarang ketika merespons pernyataan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta, Prof Ahmad Syafii Mufid, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, perdebatan hendaknya mengarah pada cara memecahkan persoalan bangsa dengan sebaik-baiknya, bukan pada persoalan personal sehingga lebih produktif bagi bangsa ini.

"Ya, memang seharusnya yang diperdebatkan itu adalah program yang aplikatif," kata Gunawan yang juga Ketua STIKOM Semarang.

Oleh sebab itu, kata Gunawan, petahana biasanya menyampaikan kinerjanya karena dalam Ilmu "Public Relations", kinerja berkata lebih nyaring daripada wacana, terlebih bila kinerjanya dianggap baik.

Bagi penantang, menurut dia, tantangannya lebih berat karena harus mengetahui apa kebutuhan riil calon pemilihnya.

"Intinya saling mengadu program yang aplikatif serta informatif menjadi kata kunci karena akan digunakan para calon pemilih rasional dalam menentukan pilihan," tutur Gunawan.
Pewarta:
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
PDIP Jawa Timur targetkan menang 70 persen di Pilpres 2019 Sebelumnya

PDIP Jawa Timur targetkan menang 70 persen di Pilpres 2019

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS