Syafii Mufid: hindari ujaran kebencian dalam debat pilpres

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Ketua KPU Arief Budiman (kiri) bersama pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kanan) dan Ma'ruf Amin (ketiga kanan) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Sandiaga Uno (kedua kanan) bersiap mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat tersebut mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

Mari berdebat dengan damai, santun, argumentatif  tanpa harus menjatuhkan, menjelekkan lawan bicara kita atau lawan debat kita
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta Prof Ahmad Syafii Mufid mengajak calon presiden dan wakil presiden beserta pendukungnya untuk menghindari ujaran kebencian dalam perdebatan terkait dengan pemilihan presiden.

Menurut dia perdebatan hendaknya diarahkan pada cara memecahkan persoalan bangsa dengan sebaik-baiknya, bukan pada persoalan  personal sehingga lebih produktif bagi bangsa ini.

"Mari berdebat dengan damai, santun, argumentatif  tanpa harus menjatuhkan, menjelekkan lawan bicara kita atau lawan debat kita karena mereka semua itu adalah kita," kata Syafii dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, perdebatan terkait pilpres selama ini cenderung emosional dan menjadi konflik karena perdebatannya mengarah pada personal, padahal perdebatan itu harus keluar dari konteks personal. 

"Perdebatan seharusnya masuk kepada substansi sebagai pemimpin negara, bukan pemimpin untuk jadi wali nikah atau pemimpin yang jadi ketua-ketua paguyuban. Bukan pemimpin seperti itu," ucapnya.

Ia mengamati media sosial isinya masing-masing pendukung mendekonstruksi pihak-pihak yang tidak didukung dan mengkonstruksi sebaik-baiknya pihak yang didukungnya. 

"Ada kelompok-kelompok yang saya tengarai terorganisir, yang isinya tidak ada sedikit pun yang positif bagi siapa yang dianggap sebagai lawan. Jadi, semuanya sangat jelek dan tidak ada baiknya sama sekali. Saya pikir yang model seperti ini adalah model orang sakit," ujarnya.

Menurut dia, tokoh sehebat apa pun tentu ada kekurangannya. Oleh karena itu, sebagai rakyat dan warga negara sudah semestinya memilih pemimpin bangsa berdasarkan atas keunggulan-keunggulannya, bukan mencari kejelekannya.

Selain itu, lanjut Syafii,  siapa pun orangnya ketika sudah menjadi calon pemimpin harus dihormati sebagai orang terhormat, dan yang didebat adalah pikirannya untuk membangun bangsa.

"Kalau perdebatannya di seputar itu, saya yakin nanti tidak ada gejolak-gejolak  Misalnya ketika kalah dalam pilpres ini, kemudian dia marah itu tidak ada," ujarnya.

Baca juga: Kontras sebut diskusi mengenai golput lebih terbuka setelah debat capres putaran pertama
Baca juga: Perludem: debat capres tidak elaborasi visi-misi paslon
Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
sandiaga sapa pengunjung pasar angsoduo jambi Sebelumnya

sandiaga sapa pengunjung pasar angsoduo jambi

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS