Bandung (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Indobarometer, M. Qodari menyatakan, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018 bisa menjadi acuan pasangan Joko Widodo-Ma`ruf Amin untuk memenangkan Pilpres 2019.
Qodari mengatakan, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang notabene berada di pihak Jokowi-Ma`ruf, menang di 14 dari 27 kabupaten/kota. Sementara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang merupakan calon dari PKS, menang di delapan kabupaten/kota.
"Rindu (Ridwan-Uu) menang di 14 kabupaten/kota, Hasanah (TB Hassanudin-Anton Charliyan) menang di dua kabupaten, Asyik (Sudrajat-Ahmad Syaikhu) menang di delapan kabupaten/kota, pasangan 2DM (Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi) tiga kota/kabupaten," ujar Qodari, saat menghadiri acara nonton bareng debat Capres di Rumah Pemenangan Relawan Jokowi-Ma`ruf Amin, Kota Bandung, Kamis.
Menurut dia, paling vital, yakni daerah-daerah utama yang dikuasai Sudrajat-Syaikhu, yang berada di pihak Prabowo, harus dikuasai Jokowi. Delapan daerah tersebut disinyalir menjadi salah satu basis suara terbanyak di Jabar.
Delapan kota yang dikuasai Asyik kala itu, di antaranya Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Sukabumi, serta Kota Bekasi, menjadi daerah yang harus diambil alih oleh Jokowi-Ma`ruf.
"Daerah-daerah pemenangan Asyik inilah yang saya sebut sebagai Jalur Gaza. Anda (kepada para relawan) yang ada di daerah ini, harus bekerja lebih kasar daripada yang lain," kata dia.
Jika menilik pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya menang di empat kabupaten/kota saja. Sementara sisanya, 22 kabupaten/kota, yang saat itu masih 26 kabupaten/kota, dikuasai Prabowo-Hatta Rajasa.
"Empat kabupaten dan kota itu adalah Kabupaten dan Kota Cirebon, Indramayu, juga Subang. Jadi kekalahan Jokowi dari Prabowo pada 2014 selisihnya 24 persen. Prabowo waktu itu menang 13 juta suara, sementara Jokowi hanya delapan juta," kata dia.
Qodari mengatakan, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang notabene berada di pihak Jokowi-Ma`ruf, menang di 14 dari 27 kabupaten/kota. Sementara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang merupakan calon dari PKS, menang di delapan kabupaten/kota.
"Rindu (Ridwan-Uu) menang di 14 kabupaten/kota, Hasanah (TB Hassanudin-Anton Charliyan) menang di dua kabupaten, Asyik (Sudrajat-Ahmad Syaikhu) menang di delapan kabupaten/kota, pasangan 2DM (Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi) tiga kota/kabupaten," ujar Qodari, saat menghadiri acara nonton bareng debat Capres di Rumah Pemenangan Relawan Jokowi-Ma`ruf Amin, Kota Bandung, Kamis.
Menurut dia, paling vital, yakni daerah-daerah utama yang dikuasai Sudrajat-Syaikhu, yang berada di pihak Prabowo, harus dikuasai Jokowi. Delapan daerah tersebut disinyalir menjadi salah satu basis suara terbanyak di Jabar.
Delapan kota yang dikuasai Asyik kala itu, di antaranya Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Sukabumi, serta Kota Bekasi, menjadi daerah yang harus diambil alih oleh Jokowi-Ma`ruf.
"Daerah-daerah pemenangan Asyik inilah yang saya sebut sebagai Jalur Gaza. Anda (kepada para relawan) yang ada di daerah ini, harus bekerja lebih kasar daripada yang lain," kata dia.
Jika menilik pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya menang di empat kabupaten/kota saja. Sementara sisanya, 22 kabupaten/kota, yang saat itu masih 26 kabupaten/kota, dikuasai Prabowo-Hatta Rajasa.
"Empat kabupaten dan kota itu adalah Kabupaten dan Kota Cirebon, Indramayu, juga Subang. Jadi kekalahan Jokowi dari Prabowo pada 2014 selisihnya 24 persen. Prabowo waktu itu menang 13 juta suara, sementara Jokowi hanya delapan juta," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019