Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menilai debat capres pertama berlangsung seru adil.
"Seru. Berjalan dengan 'fair'," kata AHY seusai menyaksikan debat di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis malam.
AHY hanya menyayangkan dalam debat muncul pertanyaan yang dilontarkan Jokowi yang tidak menyentuh substansi.
"Tadi ada pertanyaan kok tentang partai, padahal ini capres, calon kepala negara, calon kepala pemerintahan, seharusnya pertanyaan dan tanggapan difokuskan terhadap hal-hal berkaitan negara dan pemerintahan," kata AHY.
Menurut dia, pertanyaan yang dilontarkan Jokowi tidak relevan. Semestinya, kata dia, pertanyaan lebih membuka pemahaman publik terhadap calon-calon tentang isu di bidang hukum, HAM, korupsi dan terorisme.
Sebelumnya dalam debat, Jokowi sempat menanyakan perihal komitmen Prabowo di bidang antikorupsi.
Jokowi mengutip data lembaga Indonedia Corruption Watch (ICW) yang menunjukkan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo tercatat cukup banyak mencalonkan anggota legislatif yang merupakan mantan narapidana korupsi.
"Seru. Berjalan dengan 'fair'," kata AHY seusai menyaksikan debat di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis malam.
AHY hanya menyayangkan dalam debat muncul pertanyaan yang dilontarkan Jokowi yang tidak menyentuh substansi.
"Tadi ada pertanyaan kok tentang partai, padahal ini capres, calon kepala negara, calon kepala pemerintahan, seharusnya pertanyaan dan tanggapan difokuskan terhadap hal-hal berkaitan negara dan pemerintahan," kata AHY.
Menurut dia, pertanyaan yang dilontarkan Jokowi tidak relevan. Semestinya, kata dia, pertanyaan lebih membuka pemahaman publik terhadap calon-calon tentang isu di bidang hukum, HAM, korupsi dan terorisme.
Sebelumnya dalam debat, Jokowi sempat menanyakan perihal komitmen Prabowo di bidang antikorupsi.
Jokowi mengutip data lembaga Indonedia Corruption Watch (ICW) yang menunjukkan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo tercatat cukup banyak mencalonkan anggota legislatif yang merupakan mantan narapidana korupsi.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019