Jakarta (ANTARA News) - Lembaga swadaya Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengatakan masyarakat adat adalah entitas paling aktif yang terlibat dalam pemilu dibandingkan masyarakat pada umumnya.
"Jika masyarakat pada umumnya merasa jauh dengan pemilu, bagi masyarakat adat mereka memilih untuk terlibat aktif di dalamnya," kata peneliti Perludem Usep Hasan Sadikin di Jakarta, Kamis.
Usep mengatakan masyarakat adat tidak hanya aktif menjadi pemilih, mereka juga aktif mencalonkan diri, menjadi pengawas serta berkampanye.
Keaktifan mereka memang belum sebanding dengan hasil pasca-pemilu yang belum memberikan keterwakilan yang seimbang untuk masyarakat adat.
Hal itu disebabkan belum inklusifnya partai politik serta ekosistem politik yang belum baik, misalnya belum ada pendidikan kepada masyarakat tentang seberapa pentingnya masyarakat adat untuk duduk di parlemen.
Tetapi upaya mereka untuk aktif dalam pemilu tidak boleh dianggap sia-sia, Usep menilai masyarakat adat mempunyai modal kolektivitas solidaritas yang dapat diadu dengan modal kapital calon legislatif lainnya.
"Modal kolektivitas solidaritas ini membuat mereka menjadi wakil dari kelompoknya dan dengan hal tersebut mereka sangat mungkin untuk terpilih," kata Usep.
Baca juga: Suara Masyarakat Adat Nusantara di pesta demokrasi
"Jika masyarakat pada umumnya merasa jauh dengan pemilu, bagi masyarakat adat mereka memilih untuk terlibat aktif di dalamnya," kata peneliti Perludem Usep Hasan Sadikin di Jakarta, Kamis.
Usep mengatakan masyarakat adat tidak hanya aktif menjadi pemilih, mereka juga aktif mencalonkan diri, menjadi pengawas serta berkampanye.
Keaktifan mereka memang belum sebanding dengan hasil pasca-pemilu yang belum memberikan keterwakilan yang seimbang untuk masyarakat adat.
Hal itu disebabkan belum inklusifnya partai politik serta ekosistem politik yang belum baik, misalnya belum ada pendidikan kepada masyarakat tentang seberapa pentingnya masyarakat adat untuk duduk di parlemen.
Tetapi upaya mereka untuk aktif dalam pemilu tidak boleh dianggap sia-sia, Usep menilai masyarakat adat mempunyai modal kolektivitas solidaritas yang dapat diadu dengan modal kapital calon legislatif lainnya.
"Modal kolektivitas solidaritas ini membuat mereka menjadi wakil dari kelompoknya dan dengan hal tersebut mereka sangat mungkin untuk terpilih," kata Usep.
Baca juga: Suara Masyarakat Adat Nusantara di pesta demokrasi
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019