Jakarta (ANTARA News) - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberikan Kebohongan Award kepada Prabowo Subianto, Sandiaga S Uno dan Adi Arief, adalah bagian dari tanggung jawab politik PSI guna memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Juru Bicara PSI, Dara Adinda Nasution, di Jakarta, Sabtu, menjelaskan soal pemberian Kebohongan Award yang dilakukan DPP PSI kepada tiga tokoh yang dinilai telah melakukan kebohongan publik.
Menurut Dara Nasution, atas nama PSI dirinya menegaskan bahwa pemberian Kebohongan Award tersebut adalah bagian dari pendidikan politik dari PSI kepada masyarakat, agar lebih berhati-hati dalam memilih pemimpin.
"Lebih dari itu, Kebohongan Award juga kami maksudkan untuk menjaga demokrasi dan insitusi demokrasi seperti KPU dari proses delegitimasi dan demoralisasi politisi yang berpikiran pendek," katanya.
Caleg PSI untuk DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara III ini menjelaskan, dengan pertimbangan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, sehingga tidak ada pelangggaran hukum yang lakukan PSI, dengan pemberian Kebohongan Award tersebut.
"Kami hanya mengungkap fakta yang beredar di media, bahwa telah terjadi kebohongan atau penyebaran berita palsu yang disampaikan Pak Prabowo, Pak Sandi, dan Pak Andi di ruang publik," katanya.
Dara Nasution menambahkan, jika ada pihak-pihak yang merasa perlu membawa pemberian Kebohongan Award ini ke ranah hukum, PSI akan menghargainya.
"Silakan menempuh prosedur hukum yang tersedia di negara ini. Kami sebagai partai anak muda, selalu taat hukum dan siap menghadapi proses hukum yang tersedia," katanya.
Seblumnya, DPP PSI menyelenggarakan jumpa pers pemberian Kebohongan Award di kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (4/1).
Ketua DPP PSI, Tsamara Amany mengatakan, PSI memberikan Kebohongan Award kepada Prabowo Subianto, Sandiaga S Uno, dan Andi Arief, karena pada awal tahun 2019 sudah terjadi kebohongan publik.
Menurut Tsamara, Prabowo Subianto membuat kebohongan publik yakni dalam pidatonya mengatakan bahwa selang cuci darah di RSCM Jakarta dipakai oleh 40 orang pasien berbeda dan RSCM membantah pernyataan tersebut.
Sandiaga Uno, menurut dia, melakukan kebohongan publik yakni mengatakan, bahwa pembangunan jalan tol Cipali tanpa utang, padahal pembangunan jalan tol menggunakan pinjaman dari bank.
Kemudian, politikus Partai Demokrat Andi Arief, dinilai melakukan kebohongan publik melalui cuitan di akun twitternya yang menyebut, dirinya mendapat kabar ada tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos, di Tanjung Priok, Jakarta.
Juru Bicara PSI, Dara Adinda Nasution, di Jakarta, Sabtu, menjelaskan soal pemberian Kebohongan Award yang dilakukan DPP PSI kepada tiga tokoh yang dinilai telah melakukan kebohongan publik.
Menurut Dara Nasution, atas nama PSI dirinya menegaskan bahwa pemberian Kebohongan Award tersebut adalah bagian dari pendidikan politik dari PSI kepada masyarakat, agar lebih berhati-hati dalam memilih pemimpin.
"Lebih dari itu, Kebohongan Award juga kami maksudkan untuk menjaga demokrasi dan insitusi demokrasi seperti KPU dari proses delegitimasi dan demoralisasi politisi yang berpikiran pendek," katanya.
Caleg PSI untuk DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara III ini menjelaskan, dengan pertimbangan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, sehingga tidak ada pelangggaran hukum yang lakukan PSI, dengan pemberian Kebohongan Award tersebut.
"Kami hanya mengungkap fakta yang beredar di media, bahwa telah terjadi kebohongan atau penyebaran berita palsu yang disampaikan Pak Prabowo, Pak Sandi, dan Pak Andi di ruang publik," katanya.
Dara Nasution menambahkan, jika ada pihak-pihak yang merasa perlu membawa pemberian Kebohongan Award ini ke ranah hukum, PSI akan menghargainya.
"Silakan menempuh prosedur hukum yang tersedia di negara ini. Kami sebagai partai anak muda, selalu taat hukum dan siap menghadapi proses hukum yang tersedia," katanya.
Seblumnya, DPP PSI menyelenggarakan jumpa pers pemberian Kebohongan Award di kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (4/1).
Ketua DPP PSI, Tsamara Amany mengatakan, PSI memberikan Kebohongan Award kepada Prabowo Subianto, Sandiaga S Uno, dan Andi Arief, karena pada awal tahun 2019 sudah terjadi kebohongan publik.
Menurut Tsamara, Prabowo Subianto membuat kebohongan publik yakni dalam pidatonya mengatakan bahwa selang cuci darah di RSCM Jakarta dipakai oleh 40 orang pasien berbeda dan RSCM membantah pernyataan tersebut.
Sandiaga Uno, menurut dia, melakukan kebohongan publik yakni mengatakan, bahwa pembangunan jalan tol Cipali tanpa utang, padahal pembangunan jalan tol menggunakan pinjaman dari bank.
Kemudian, politikus Partai Demokrat Andi Arief, dinilai melakukan kebohongan publik melalui cuitan di akun twitternya yang menyebut, dirinya mendapat kabar ada tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos, di Tanjung Priok, Jakarta.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019