Blitar (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta warga tetap menjaga persatuan, kesatuan bangsa serta selalu rukun walaupun mempunyai pilihan politik yang tidak sama dengan orang lain.
Pernyataan dikemukakan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis.
Presiden mengungkapkan, negara Indonesia mempunyai penduduk yang cukup banyak hingga 260 juta jiwa yang hidup di 17 ribu pulau, tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia.
Dengan banyaknya pulau tersebut juga menunjukkan kemajemukan dengan bermacam-macam dan berwarna-warni suku, agama, adat serta tradisi. Bahasa daerah juga semua berbeda.
"Inilah negara Indonesia. Hal seperti ini harus disadari. Kita diberi anugerah berbeda-beda, jangan sampai karena perbedaan ini dalam bermasyarakat jadi gesekan. Ini sudah hukum alam, sunatullah yang diberikan ke bangsa Indonesia," kata Presiden.
Presiden juga sadar setiap warga mempunyai pilihan berbeda. Bahkan perbedaan mencolok terjadi saat pesta demokrasi. Misalnya, pemilihan bupati, wali kota, gubernur, hingga memilih presiden. Namun Presiden meminta adanya perbedaan pilihan itu tidak menjadi putusnya rasa persaudaraan.
Ia meminta masyarakat tetap menjaga persatuan bangsa, memelihara persaudaraan dan memelihara aset bangsa ini. Adanya perbedaan justru diharapkan menjadi kesadaran tersendiri bahwa bangsa ini besar tapi tetap bisa satu.
Presiden juga mengungkapkan, Indonesia juga berbeda dengan negara lainnya. Ia pernah berkunjung ke Afghanistan. Di negara itu hanya ada tujuh suku, berbeda dengan Indonesia yang mempunyai 714 suku.
Di Afghanistan, antara suku satu dengan lainnya saling bertikai, sedangkan di Indonesia semua bisa saling rukun. Presiden prihatin dengan adanya pertikaian di Afghanistan. Akibat kejadian itu, banyak korban jiwa. Masyarakatnya juga hidup dalam ketakutan.
Bahkan istri dari Presiden Afghanistan juga mengungkapkan kepada dirinya bahwa perempuan di negara itu tidak berani mengendarai mobil sendirian karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan di jalan.
"Itu (Afghanistan) hanya tujuh suku, negara kita 714 suku. Oleh sebab itu, marilah pelihara bersama kerukunan, persaudaraan. Berbeda pilihan biasa, tidak apa-apa. Dilihat saja calon-calonnya, prestasinya dilihat saja, rekam jejaknya dilihat, visinya, dasarnya itu saja. Tidak usah ramai dengan tetangga, antarkampung," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja, salah satunya Kabupaten Blitar. Presiden meninjau saluran irigasi Lodoyo di Kelurahan Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, guna melihat hasil pekerjaan rehabilitasi di saluran tersebut.
Presiden juga meninjau proyek pengendalian banjir Kali Bogel, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Dalam kegiatan itu, sejumlah pejabat ikut serta seperti Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Marsda TNI Trisno Hendradi, Staf Khusus Presiden Ahmad Erani, Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Gubernur Jatim Soekarwo dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Baca juga: Sambil hujan-hujanan Jokowi salami dan foto bareng warga
Baca juga: Jokowi bertemu generasi milenial Tulungagung
Baca juga: Presiden serahkan 2.500 sertifikat tanah untuk warga Blitar
Pernyataan dikemukakan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis.
Presiden mengungkapkan, negara Indonesia mempunyai penduduk yang cukup banyak hingga 260 juta jiwa yang hidup di 17 ribu pulau, tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia.
Dengan banyaknya pulau tersebut juga menunjukkan kemajemukan dengan bermacam-macam dan berwarna-warni suku, agama, adat serta tradisi. Bahasa daerah juga semua berbeda.
"Inilah negara Indonesia. Hal seperti ini harus disadari. Kita diberi anugerah berbeda-beda, jangan sampai karena perbedaan ini dalam bermasyarakat jadi gesekan. Ini sudah hukum alam, sunatullah yang diberikan ke bangsa Indonesia," kata Presiden.
Presiden juga sadar setiap warga mempunyai pilihan berbeda. Bahkan perbedaan mencolok terjadi saat pesta demokrasi. Misalnya, pemilihan bupati, wali kota, gubernur, hingga memilih presiden. Namun Presiden meminta adanya perbedaan pilihan itu tidak menjadi putusnya rasa persaudaraan.
Ia meminta masyarakat tetap menjaga persatuan bangsa, memelihara persaudaraan dan memelihara aset bangsa ini. Adanya perbedaan justru diharapkan menjadi kesadaran tersendiri bahwa bangsa ini besar tapi tetap bisa satu.
Presiden juga mengungkapkan, Indonesia juga berbeda dengan negara lainnya. Ia pernah berkunjung ke Afghanistan. Di negara itu hanya ada tujuh suku, berbeda dengan Indonesia yang mempunyai 714 suku.
Di Afghanistan, antara suku satu dengan lainnya saling bertikai, sedangkan di Indonesia semua bisa saling rukun. Presiden prihatin dengan adanya pertikaian di Afghanistan. Akibat kejadian itu, banyak korban jiwa. Masyarakatnya juga hidup dalam ketakutan.
Bahkan istri dari Presiden Afghanistan juga mengungkapkan kepada dirinya bahwa perempuan di negara itu tidak berani mengendarai mobil sendirian karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan di jalan.
"Itu (Afghanistan) hanya tujuh suku, negara kita 714 suku. Oleh sebab itu, marilah pelihara bersama kerukunan, persaudaraan. Berbeda pilihan biasa, tidak apa-apa. Dilihat saja calon-calonnya, prestasinya dilihat saja, rekam jejaknya dilihat, visinya, dasarnya itu saja. Tidak usah ramai dengan tetangga, antarkampung," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja, salah satunya Kabupaten Blitar. Presiden meninjau saluran irigasi Lodoyo di Kelurahan Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, guna melihat hasil pekerjaan rehabilitasi di saluran tersebut.
Presiden juga meninjau proyek pengendalian banjir Kali Bogel, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Dalam kegiatan itu, sejumlah pejabat ikut serta seperti Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Marsda TNI Trisno Hendradi, Staf Khusus Presiden Ahmad Erani, Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Gubernur Jatim Soekarwo dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Baca juga: Sambil hujan-hujanan Jokowi salami dan foto bareng warga
Baca juga: Jokowi bertemu generasi milenial Tulungagung
Baca juga: Presiden serahkan 2.500 sertifikat tanah untuk warga Blitar
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko/Asmaul Chusna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019