Bangkalan (ANTARA News) - Calon presiden petahana Joko Widodo mengaku heran dirinya kerap dianggap dan diisukan anti-ulama padahal ia merasa dekat dengan para ulama.
"Presiden itu anti-ulama. Lho...lho...lho... saya itu masuk ke pondok pesantren berapa kali, hari ini dengan ulama," kata Joko Widodo saat berpidato dalam acara Deklarasi Akbar Ulama Madura Bangkalan, Rabu, yang digelar di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan.
Di acara yang mengundang sederet ulama Madura itu, Presiden Jokowi berupaya menepis berbagai isu yang kerap menerpa dirinya termasuk soal anti-ulama.
Dalam kunjungannya ke Jawa Timur, dalam waktu sehari saja, Jokowi berkeliling keluar masuk pondok pesantren di wilayah Jombang.
Ia bersilaturahmi dengan pimpinan, pengasuh, dan santri di Pesantren Darul 'Ulum, Pesantren Tebuireng, Pesantren Denanyar, dan Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas.
"Dan yang menerbitkan Keppres Hari Santri tanggal 22 Oktober itu siapa?" tanya Presiden di hadapan hadirin yang dihadiri sederet ulama dari seluruh Madura itu.
Menurut dia, jika dirinya anti-ulama maka tidak mungkin ia akan dengan gampang menandatangani Keppres tersebut,
"Lho kalau kita anti ulama enggak mungkin ada Hari Santri," katanya.
Dalam hal memilih calon wakil presiden untuk Pilpres 2019, Jokowi bersama timnya juga memilih sosok dari kalangan ulama.
"Dan juga wakil presiden. Kita milih saja wakil presiden KH Prof Ma'ruf Amin. Beliau Ketua MUI. Beliau juga Rais Aam di NU. Lah kok dibalik-balik. Inikan dibalik-balik namanya. Kalau enggak saya jawab, dibolak-balik lagi," katanya.
Oleh karena itu, ia merasa perlu mengkonfirmasi isu-isu negatif yang beredar tentang dirinya.
Pada kesempatan itu, Jokowi hadir dalam acara Deklarasi Ulama Madura untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf yang diselenggarakan atas dukungan Yenny Wahid melalui Konsorsium Kader Gusdur.
"Presiden itu anti-ulama. Lho...lho...lho... saya itu masuk ke pondok pesantren berapa kali, hari ini dengan ulama," kata Joko Widodo saat berpidato dalam acara Deklarasi Akbar Ulama Madura Bangkalan, Rabu, yang digelar di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan.
Di acara yang mengundang sederet ulama Madura itu, Presiden Jokowi berupaya menepis berbagai isu yang kerap menerpa dirinya termasuk soal anti-ulama.
Dalam kunjungannya ke Jawa Timur, dalam waktu sehari saja, Jokowi berkeliling keluar masuk pondok pesantren di wilayah Jombang.
Ia bersilaturahmi dengan pimpinan, pengasuh, dan santri di Pesantren Darul 'Ulum, Pesantren Tebuireng, Pesantren Denanyar, dan Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas.
"Dan yang menerbitkan Keppres Hari Santri tanggal 22 Oktober itu siapa?" tanya Presiden di hadapan hadirin yang dihadiri sederet ulama dari seluruh Madura itu.
Menurut dia, jika dirinya anti-ulama maka tidak mungkin ia akan dengan gampang menandatangani Keppres tersebut,
"Lho kalau kita anti ulama enggak mungkin ada Hari Santri," katanya.
Dalam hal memilih calon wakil presiden untuk Pilpres 2019, Jokowi bersama timnya juga memilih sosok dari kalangan ulama.
"Dan juga wakil presiden. Kita milih saja wakil presiden KH Prof Ma'ruf Amin. Beliau Ketua MUI. Beliau juga Rais Aam di NU. Lah kok dibalik-balik. Inikan dibalik-balik namanya. Kalau enggak saya jawab, dibolak-balik lagi," katanya.
Oleh karena itu, ia merasa perlu mengkonfirmasi isu-isu negatif yang beredar tentang dirinya.
Pada kesempatan itu, Jokowi hadir dalam acara Deklarasi Ulama Madura untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf yang diselenggarakan atas dukungan Yenny Wahid melalui Konsorsium Kader Gusdur.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018