Fenomena fluktuasi partisipasi masyarakat dalam pemilu harus disikapi dengan baikJakarta (ANTARA News) - Sekjen Kementerian Dalam Negeri Hadi Prabowo menyatakan fluktuasi partisipasi masyarakat atau pemilih dalam pemilu harus disikapi seluruh pihak dengan baik.
"Fenomena fluktuasi partisipasi masyarakat dalam pemilu harus disikapi dengan baik dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat, tentang pentingnya pemilu bagi kehidupan bangsa dan bernegara," ujar Hadi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Persiapan Pemilu Serentak Tahun 2019 di Jakarta, Kamis.
Hadi mengatakan berdasarkan data, partisipasi publik dalam pemilu sejak 2004 cukup fluktuatif. Pada Pemilu 2004, partisipasi masyarakat sebesar 84 persen, Pemilu 2009 sebesar 71 persen dan Pemilu 2014 sebesar 74 persen.
Pada Pemilu 2019, KPU RI menargetkan partisipasi masyarakat mencapai sedikitnya 77,5 persen.
Menurut Hadi, diperlukan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk merealisasikan target tersebut.
Kemendagri berharap Pemerintah Daerah juga dapat mengambil peran dalam meningkatkan partisipasi pemilih melalui sosialisasi dan bantuan fasilitas kelancaran penyelenggaraan pemilu.
Sebelumnya, Lembaga Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengatakan suhu politik yang memanas dan menimbulkan ketidaknyamanan, juga dapat menyebabkan partispasi publik dalam pemilu menurun.
Perludem menyampaikan kampanye yang menimbulkan polarisasi, serta penggunaan narasi negatif perlu dihindari untuk menjaga kondusifitas, termasuk masalah netralitas penyelenggara pemilu.
Baca juga: Fasilitasi kampanye KPU dinilai belum berjalan
Baca juga: Perludem: Parpol harus dipisahkan dari DPD
Baca juga: Pemilu makin sengit, Perludem minta waspadai hoaks
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018