Ulama-Polri komitmen jaga situasi kondusif menjelang pemilu 2019

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Arsip Seorang warga berada di samping spanduk saat sosialisasi Pemilu pilpres 2019 di pinggir pantai Utara, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (27/10). Sosialisasi oleh KPU Kota Tegal dengan warga, pedagang dan wisatawan tersebut untuk mengajak masyarakat menggunakan hak pilih dalam pemilu pilpres April mendatang dan tidak terpengaruhi dengan berita hoak. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/hp.
Pamekasan (ANTARA News) - Ulama dan Polri berkomitmen untuk saling membantu menjaga situasi kondusif menjelang pelaksanaan pesta demokrasi yang akan digelar 2019 nanti.

"AUMA siap bersinergi dengan Polda Jatim untuk membangun kerjasama khususnya dalam pemilu yang akan datang sehingga tercipta situasi yang sejuk aman dan damai," ujar Sekretaris Aliansi Ulama Madura (AUMA) KH Fudhali M Ruham saat melakukan pertemuan dengan Kapolda Jatim Irjend Pol Lucky Hermawan di Pesantren Al-Misdat, Desa Lenteng, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Selasa.

Dalam kesempatan itu KH Fudhali juga menyampaikan harapannya, agar polisi sebagai aparat negara hendaknya bisa bersikap netral, mengayomi semua kelompok kepentingan.

Polisi, kata dia, merupakan pelindung dan pengayom semua kelompok kepentingan, dan oleh karenanya, netralitas institusi aparat pemerintah menjadi keharusan.

"Jika ini bisa terwujud, maka Insya Allah pemilu 2019 nanti akan sesuai dengan harapan kita bersama, yakni, aman, damai dan lancar," katanya.

Sementara, Kapolda Lucky menyatakan, dukungan ulama sangat berarti dalam ikut mensukseskan pelaksanaan pemilu di Madura secara khusus dan Jawa Timur pada umumnya.

Kapolda menyatakan, saat ini situasi di Jawa Timur sangat kondusif walaupun ada pilkada ulang di Kabupaten Sampang. Semua itu tidak lepas dari perak aktif dan komitmen semua pihak dalam menjaga keamanan, termasuk para tokoh ulama.

Kapolda menyebut secara khusus di Madura juga sangat kondusif, karena Madura banyak para tokoh ulama berpengaruh. Barometer Jawa Timur adalah Madura dan barometer nasional adalah Jawa Timur.

"Provinsi Jatim ini merupakan barometer karena penduduk disini 95 persen muslim, saya sudah sampaikan kepada seluruh kapolres untuk selalu sowan ke kiai-kiai dan ponpes. Bagi polisi yang nakal akan dipondokkan di sana, dengan harapan supaya dicuci otaknya supaya dapat pencerahan, sebagai arahan juga bahwa nanti juga ikut dekat dengan ulama dan umaro," kata kapolda.

Kapolda juga menyampaikan terima kasih berterima kasih kepada para tokoh ulama Madura yang telah berkomitmen bersama-sama Polri ikut menjaga keamanan dan berupaya menciptakan situasi kondusif menjelang pelaksanaan pemilu 2019 ini.

"Atas kepentingan ini pula, maka kami mengangendakan silaturrahmi ke pesantren-pesantren dan tokoh ulama di Jawa Timur ini," katanya.

Kapolda menjelaskan, menargetkan hendak silaturrahmi kepada 30 pesantren se-Jawa Timur sejak dirinya menjabat Kapolda Jatim, dan hingga kini telah terealisasi 22 lembaga pesantren, termasuk Pondok Pesantren Al-Misdat, asuhan KH Ali Karrar Shinhaji itu.
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Amien Rais: Saya jewer Haedar Nasir kalau Muhammadiyah tak bersikap Sebelumnya

Amien Rais: Saya jewer Haedar Nasir kalau Muhammadiyah tak bersikap

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS