Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Faldo Maldini mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan kritik yang disampaikan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, karena koalisi tersebut tidak anti-kritik.
"Kami bukan koalisi yang anti-kritik, justru kalau ada kritik dari internal, itu paling benar," kata Faldo saat ditemui usai diskusi di Setara Institute, di Jakarta, Jumat.
Hal itu dikatakannya terkait pernyataan SBY di akun Twitternya, salah satunya mengenai capres harus memiliki narasi dan gaya kampanye yang tepat. Selain itu menurut SBY, rakyat saat ini ingin mendengar dari capres apa solusi dan kebijakan yang akan dijalankan lima tahun ke depan.
Faldo menilai pernyataan SBY itu sebagai dinamika yang menjadi dorongan kontruktif bagi koalisi Prabowo-Sandi.
Menurut dia, SBY yang pernah memimpin Indonesia selama 10 tahun, pasti memiliki masukan-masukan positif bagi koalisi Prabowo-Sandi.
"Karena itu tidak tepat kalau dikatakan hantam sana hantam sini. Kalau ada masukan, kami menerimanya dengan lapang dada karena kami bukan koalisi anti-kritik," ujarnya.
Faldo yang merupakan Wasekjen PAN itu menilai selama ini parpol koalisi Prabowo-Sandi saling berkolaborasi dalam kampanye Pilpres 2019 misalnya saat kampanye di Riau, Partai Gerindra yang bertanggung jawab dan di daerah lain seperti itu.
Dia menjelaskan, PAN selalu mendorong isu ekonomi dalam tiap kampanye karena pihaknya ingin program infrastruktur rasional.
Dia mencontohkan persoalan di Kabupaten Bogor yang merupakan Daerah Pemilihannya, ada dua isu utana yaitu masalah lapangan kerja dan kebutuhan pokok.
"Alhamdulillah segaris dengan kebijakan Prabowo-Sandi yang ingin diperbaiki, sehingga saya lebih enak dalam kampanye. Lalu di daerah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan basis pemilih Jokowi, kami bawa program Prabowo-Sandi kesana," katanya.
Baca juga: PAN: pernyataan SBY tidak berpengaruh pada koalisi
"Kami bukan koalisi yang anti-kritik, justru kalau ada kritik dari internal, itu paling benar," kata Faldo saat ditemui usai diskusi di Setara Institute, di Jakarta, Jumat.
Hal itu dikatakannya terkait pernyataan SBY di akun Twitternya, salah satunya mengenai capres harus memiliki narasi dan gaya kampanye yang tepat. Selain itu menurut SBY, rakyat saat ini ingin mendengar dari capres apa solusi dan kebijakan yang akan dijalankan lima tahun ke depan.
Faldo menilai pernyataan SBY itu sebagai dinamika yang menjadi dorongan kontruktif bagi koalisi Prabowo-Sandi.
Menurut dia, SBY yang pernah memimpin Indonesia selama 10 tahun, pasti memiliki masukan-masukan positif bagi koalisi Prabowo-Sandi.
"Karena itu tidak tepat kalau dikatakan hantam sana hantam sini. Kalau ada masukan, kami menerimanya dengan lapang dada karena kami bukan koalisi anti-kritik," ujarnya.
Faldo yang merupakan Wasekjen PAN itu menilai selama ini parpol koalisi Prabowo-Sandi saling berkolaborasi dalam kampanye Pilpres 2019 misalnya saat kampanye di Riau, Partai Gerindra yang bertanggung jawab dan di daerah lain seperti itu.
Dia menjelaskan, PAN selalu mendorong isu ekonomi dalam tiap kampanye karena pihaknya ingin program infrastruktur rasional.
Dia mencontohkan persoalan di Kabupaten Bogor yang merupakan Daerah Pemilihannya, ada dua isu utana yaitu masalah lapangan kerja dan kebutuhan pokok.
"Alhamdulillah segaris dengan kebijakan Prabowo-Sandi yang ingin diperbaiki, sehingga saya lebih enak dalam kampanye. Lalu di daerah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan basis pemilih Jokowi, kami bawa program Prabowo-Sandi kesana," katanya.
Baca juga: PAN: pernyataan SBY tidak berpengaruh pada koalisi
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
