Hasto mengaku dapat keluhan warga NU soal Sandiaga

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto (tengah) berbincang dengan Bendahara Umum DPP PDIP yang juga Gubernur Sulut, Olly Dondokambey (kanan) saat kegiatan Konsolidasi dan Ikrar Bersama Tim Kampanye Daerah di Manado, Sulawesi Utara, Senin (12/11/2018). Tim Kampanye Daerah (TKD) pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menargetkan perolehan 80 persen suara di Wilayah Sulut pada Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/pras. (ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO)
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Kiai Maruf, Hasto Kristiyanto, mengaku kedatangan sejumlah warga Nahdlatul Ulama (NU) yang mengeluhkan sikap calon wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno yang melangkahi makam salah satu pendiri NU (alm) KH Bisri Syansuri.

Hasto menceritakan pertemuan yang berlangsung tertutup itu dalam acara konsolidasi di Posko Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Kiai Maruf di Surabaya, Jatim, Jumat (16/11). 

“Kami memahami kegusaran warga NU terhadap tindakan tidak terpuji Sandiaga yang melangkahi makam almarhum KH Bisri Syansuri,” kata Hasto seperti dalam keterangan yang diterima.

Sekjen PDI Perjuangan ini mengatakan ziarah kubur haruslah dilandasi oleh niatan suci dan penuh rasa hormat. “Apa yang dilakukan Sandiaga mencerminkan dia lebih banyak mengenyam pendidikan Barat, sehingga tidak memahami kepribadian bangsanya sendiri,” kata Hasto.

Hasto menilai akan berbahaya jika negara dipimpin oleh seorang yang tidak memahami kepribadian bangsanya, dan menjadikan ziarah kubur hanya sebagai pencitraan demi dapat dikungan keluarga Nahdliyin.

“Ziarah dengan motif kekuasaan hanya menghasilkan karma politik. Apa yang dilakukan oleh Sandi telah menyentuh hal yang paling elementer terkait dengan karakter pemimpin yang seharusnya respek dengan tradisi keagamaan dan kultur bangsanya. Tidak heran kampanye belum lama berlangsung, mereka sudah tiga kali meminta maaf. Jadi pemimpin itu tidak boleh grusa-grusu, emosional, main ancam,  dan jangan kedepankan pencitraan seolah agamis," kata Hasto menanggapi keluhan warga NU tersebut.

Hasto juga mengingatkan Jatim adalah pusat penggemblengan anak-anak bangsa dari perpaduan kalangan nasionalis-Islam yang sangat mengerti jiwa dan kepribadian bangsanya.

“Dapur kebangsaan itu (Jatim) menyala-nyala dan tak heran di Kota Surabaya ini semangat kepahlawanan itu muncul, semangat didication of life itu berkobar demi mempertahankan nusa dan bangsa,” ujar Hasto.

Oleh karenanya, kata Hasto, TKD, mesin parpol dan relawan di Jatim yang merupakan perpaduan jiwa nasionalis-Islam, harus bisa memenangkan Jokowi-Kiai Maruf yang merupakan cerminan dari perwakilan nasionalis dan Islam tersebut.

"Kita tidak hanya sekadar sedang memenangkan Pak Jokowi-Kiai Maruf, tetapi sedang memenangkan nasib kita, memenangkan masa depan bangsa dan negara Indonesia di tangan pemimpin yang lahir dari rakyat,” tegas Hasto.

Baca juga: Ma'ruf Amin bahagia masyarakat terus deklarasikan dukungan
Baca juga: Relawan Blusukan Jokowi DIY komitmen kampanye sehat
Baca juga: Tim pemenangan Jokowi deklarasi Relawan Siger Bersatu
Baca juga: Relawan Rekan Jokowi DKI Jakarta deklarasikan diri
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Caleg koalisi tak sosialisasikan Jokowi-Ma'ruf terancam sanksi Sebelumnya

Caleg koalisi tak sosialisasikan Jokowi-Ma'ruf terancam sanksi

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS