Bandung (ANTARA News) - Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma`ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan optimistis pasangan Jokowi-KH Ma`ruf Amin bisa menang "tebal" pada kontestasi Pemilu Presiden 2019 di Jabar.
"Kemenangan yang akan diraih presiden petahana tersebut bukan kemenangan tipis, tetapi kemenangan besar. Hasil survei terbaru kan Jokowi-Ma`ruf menang tipis. Nah, lima bulan ke depan pasti kita menang tebal, bukan hanya di Jawa Barat tetapi secara nasional," kata Dedi Mulyadi, di Bandung, Sabtu.
Dedi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat ini mengatakan optimisme tersebut bukan tanpa dasar, karena dia bersama tim pemenangan di Jawa Barat sudah membuat perhitungan kualitatif maupun kuantitatif.
Secara angka, Jokowi berangkat dari persentase suara di bawah Prabowo pada tahun 2014 lalu. Sedangkan secara kualitatif, saat itu kiprah Jokowi di Jawa Barat relatif belum terpublikasi secara masif.
Iklim pada pilpres periode lalu itu kini berbanding terbalik dan sosialisasi tim dan relawan berhasil melebarkan ruang kesadaran publik Jawa Barat tentang kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Akibatnya, kata dia, dampak elektoral pun diraih dan Jokowi-Ma`ruf untuk sementara unggul dari pasangan Prabowo-Sandi.
"Masalahnya tinggal meredam gerakan kampanye hitam saja. Jawa Barat ini termasuk rentan disusupi konten isu sejenis itu. Caranya, kita lawan dengan isu berisi konten positif. Kinerja Pak Jokowi terus menerus kita sosialisasikan. Jadi, tidak boleh ada kampanye hitam terhadap kompetitor," katanya pula.
Operasi Semut
Pria yang lekat dengan iket Sunda jenis makutawangsa itu menyampaikan kode operasi penggalangan suara untuk Jokowi-Ma`ruf dan kegiatan penggalangan itu bernama Operasi Semut.
"Fokus tim, relawan, dan caleg partai pengusung adalah mendatangi warga Jawa Barat door to door. Gotong royong, Operasi Semut untuk kemenangan Jokowi-Ma`ruf, ini kita lakukan. Semut mah kan nggak perlu berton-ton gula, cukup sesuai kebutuhan," katanya lagi.
Gula yang dimaksud Dedi adalah menyampaikan program secara mikro sesuai dengan kebutuhan rakyat di daerah pemilihan. Hal ini menurut dia sangat penting karena berkaitan dengan keseharian rakyat sendiri.
"Perumahannya diperhatikan, bahan pokok, Sarjana PKH diperbanyak dan pembangunan infrastruktur. Kemudian, pelayanan kesehatan dan administrasi negara yang mampu menjangkau pelosok. Ini lebih penting dibandingkan bahasan yang tinggi-tinggi itu," ujarnya lagi.
Kolaborasi bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun sudah dilakukan oleh Dedi Mulyadi. Pembagian segmentasi pemilih menurut dia sudah disepakati untuk digarap oleh salah satu dari mereka.
"Saya fokus di pedesaan, kultur, budaya dan lain-lain. Kalau Pak Ridwan Kamil fokus di wilayah perkotaan dengan isu milenial," ujar dia.
Baca juga: Dedi Mulyadi sebut Ma`ruf Amin asli Sunda
Baca juga: Golkar Jabar genjot elektabilitas Jokowi wilayah Priangan
Baca juga: Dedi Mulyadi sudah susun format menangkan Jokowi
"Kemenangan yang akan diraih presiden petahana tersebut bukan kemenangan tipis, tetapi kemenangan besar. Hasil survei terbaru kan Jokowi-Ma`ruf menang tipis. Nah, lima bulan ke depan pasti kita menang tebal, bukan hanya di Jawa Barat tetapi secara nasional," kata Dedi Mulyadi, di Bandung, Sabtu.
Dedi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat ini mengatakan optimisme tersebut bukan tanpa dasar, karena dia bersama tim pemenangan di Jawa Barat sudah membuat perhitungan kualitatif maupun kuantitatif.
Secara angka, Jokowi berangkat dari persentase suara di bawah Prabowo pada tahun 2014 lalu. Sedangkan secara kualitatif, saat itu kiprah Jokowi di Jawa Barat relatif belum terpublikasi secara masif.
Iklim pada pilpres periode lalu itu kini berbanding terbalik dan sosialisasi tim dan relawan berhasil melebarkan ruang kesadaran publik Jawa Barat tentang kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Akibatnya, kata dia, dampak elektoral pun diraih dan Jokowi-Ma`ruf untuk sementara unggul dari pasangan Prabowo-Sandi.
"Masalahnya tinggal meredam gerakan kampanye hitam saja. Jawa Barat ini termasuk rentan disusupi konten isu sejenis itu. Caranya, kita lawan dengan isu berisi konten positif. Kinerja Pak Jokowi terus menerus kita sosialisasikan. Jadi, tidak boleh ada kampanye hitam terhadap kompetitor," katanya pula.
Operasi Semut
Pria yang lekat dengan iket Sunda jenis makutawangsa itu menyampaikan kode operasi penggalangan suara untuk Jokowi-Ma`ruf dan kegiatan penggalangan itu bernama Operasi Semut.
"Fokus tim, relawan, dan caleg partai pengusung adalah mendatangi warga Jawa Barat door to door. Gotong royong, Operasi Semut untuk kemenangan Jokowi-Ma`ruf, ini kita lakukan. Semut mah kan nggak perlu berton-ton gula, cukup sesuai kebutuhan," katanya lagi.
Gula yang dimaksud Dedi adalah menyampaikan program secara mikro sesuai dengan kebutuhan rakyat di daerah pemilihan. Hal ini menurut dia sangat penting karena berkaitan dengan keseharian rakyat sendiri.
"Perumahannya diperhatikan, bahan pokok, Sarjana PKH diperbanyak dan pembangunan infrastruktur. Kemudian, pelayanan kesehatan dan administrasi negara yang mampu menjangkau pelosok. Ini lebih penting dibandingkan bahasan yang tinggi-tinggi itu," ujarnya lagi.
Kolaborasi bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun sudah dilakukan oleh Dedi Mulyadi. Pembagian segmentasi pemilih menurut dia sudah disepakati untuk digarap oleh salah satu dari mereka.
"Saya fokus di pedesaan, kultur, budaya dan lain-lain. Kalau Pak Ridwan Kamil fokus di wilayah perkotaan dengan isu milenial," ujar dia.
Baca juga: Dedi Mulyadi sebut Ma`ruf Amin asli Sunda
Baca juga: Golkar Jabar genjot elektabilitas Jokowi wilayah Priangan
Baca juga: Dedi Mulyadi sudah susun format menangkan Jokowi
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018