Banda Aceh (ANTARA) - Salah seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Bener Meriah, Aceh berenam Edi Gunawan, meninggal dunia karena kelelahan bertugas.
"Iya benar, meninggal jam 12.00 WIB siang ini di Puskesmas," kata Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Bener Meriah, Khairul Akhyar yang dihubungi dari Banda Aceh, Kamis.
Kata Akhyar, yang bersangkutan bertugas sebagai anggota KPPS di tempat pemungutan suara (TPS) 1 Desa Pemango Kecamatan Permata Bener Meriah.
Awalnya ketika bertugas Edi memang dalam kondisi kurang sehat, tetapi ia terus bekerja setelah sempat ikut membantu perhitungan suara hingga malam.
"Semalam sempat menghitung suara, kemudian pamit pulang karena merasa tidak enak badan. Dibawa ke Puskesmas," ujarnya.
Akhyar menuturkan, proses perhitungan suara di wilayah Bener Meriah memang hampir rata-rata berlangsung hingga pagi, dengan juga diselingi istirahat.
"Perhitungan suara rata-rata sampai pagi, tapi tidak terus menerus, ada istirahatnya," demikian Akhyar.
Sebagai informasi, Edi merupakan petugas penyelenggara Pemilu 2024 kedua yang meninggal di Bener Meriah. Sebelumnya seorang Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Syiah Utama juga dilaporkan meninggal dunia saat mendistribusikan logistik pemilu ke pedalaman daerah tersebut.
Baca juga: Ketua KPPS di Kuantan Singingi meninggal dunia saat bertugas
Baca juga: Seorang KPPS di Kendal meninggal saat penghitungan suara Pemilu 2024
Baca juga: Petugas KPPS meninggal di Jakarta Pusat setelah mengalami kecelakaan
Baca juga: KPU: Ketua KPPS TPS 70 Rawa Badak Utara meninggal karena kurang sehat
Baca juga: Ketua KPPS 70 Rawabadak Utara meninggal dunia saat bertugas
"Iya benar, meninggal jam 12.00 WIB siang ini di Puskesmas," kata Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Bener Meriah, Khairul Akhyar yang dihubungi dari Banda Aceh, Kamis.
Kata Akhyar, yang bersangkutan bertugas sebagai anggota KPPS di tempat pemungutan suara (TPS) 1 Desa Pemango Kecamatan Permata Bener Meriah.
Awalnya ketika bertugas Edi memang dalam kondisi kurang sehat, tetapi ia terus bekerja setelah sempat ikut membantu perhitungan suara hingga malam.
"Semalam sempat menghitung suara, kemudian pamit pulang karena merasa tidak enak badan. Dibawa ke Puskesmas," ujarnya.
Akhyar menuturkan, proses perhitungan suara di wilayah Bener Meriah memang hampir rata-rata berlangsung hingga pagi, dengan juga diselingi istirahat.
"Perhitungan suara rata-rata sampai pagi, tapi tidak terus menerus, ada istirahatnya," demikian Akhyar.
Sebagai informasi, Edi merupakan petugas penyelenggara Pemilu 2024 kedua yang meninggal di Bener Meriah. Sebelumnya seorang Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Syiah Utama juga dilaporkan meninggal dunia saat mendistribusikan logistik pemilu ke pedalaman daerah tersebut.
Baca juga: Ketua KPPS di Kuantan Singingi meninggal dunia saat bertugas
Baca juga: Seorang KPPS di Kendal meninggal saat penghitungan suara Pemilu 2024
Baca juga: Petugas KPPS meninggal di Jakarta Pusat setelah mengalami kecelakaan
Baca juga: KPU: Ketua KPPS TPS 70 Rawa Badak Utara meninggal karena kurang sehat
Baca juga: Ketua KPPS 70 Rawabadak Utara meninggal dunia saat bertugas
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024