Palembang (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengajak para pemuda menangkal isu-isu hoaks Pemilu 2024 yang beredar di berbagai platform sosial media.
Saat menjadi pembicara Sosialisasi Pemilu Damai 2024, di Palembang, Senin, Arie mengatakan sebagai pemilih pemula harus mampu menghindari segala bentuk kekacauan informasi, yaitu hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan merendahkan martabat seseorang.
"Persebaran kekacauan informasi terus harus waspadai, karena berdasarkan riset ada 62 persen pengguna internet pernah melihat kekacauan informasi. Maka dari itu, kita harus menghindarkan kekacauan informasi dari ruang digital," katanya.
Menurut dia, penyebaran kekacauan informasi perlu diwaspadai, karena banyak negara yang akan mengadakan pemilu pada Tahun 2024 itu 87 persen dari masyarakatnya bahwa misinformasi telah mempengaruhi kondisi politik.
Di Indonesia jika berkaca pada Pemilu 2019, Kemenkominfo mencatat penyebaran isu hoaks sebanyak 714 kasus. Namun angka tersebut mengalami penurunan pada Tahun 2023 hingga Januari 2024 sebanyak 204 isu hoaks.
"Walaupun ada penurunan isu hoaks, tetapi isu hoaks itu tetap ada," ujarnya.
Selain itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara cerdas dan bijak saat Pemilu 2024.
"Oleh karena itu, kita harus menolak narasi SARA dan kebencian, serta menjaga ruang digital agar tetap aman dan kondusif," ucapnya.
Arie mengimbau agar sebelum menyebarkan informasi itu harus disaring sebelum disebarkan supaya terhindar dari isu-isu hoaks.
"Jadi saat menerima informasi itu harus saring dahulu sebelum sharing. Karena apabila informasi itu bohong atau hoaks itu jangan disebarkan," kata dia.
Saat menjadi pembicara Sosialisasi Pemilu Damai 2024, di Palembang, Senin, Arie mengatakan sebagai pemilih pemula harus mampu menghindari segala bentuk kekacauan informasi, yaitu hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan merendahkan martabat seseorang.
"Persebaran kekacauan informasi terus harus waspadai, karena berdasarkan riset ada 62 persen pengguna internet pernah melihat kekacauan informasi. Maka dari itu, kita harus menghindarkan kekacauan informasi dari ruang digital," katanya.
Menurut dia, penyebaran kekacauan informasi perlu diwaspadai, karena banyak negara yang akan mengadakan pemilu pada Tahun 2024 itu 87 persen dari masyarakatnya bahwa misinformasi telah mempengaruhi kondisi politik.
Di Indonesia jika berkaca pada Pemilu 2019, Kemenkominfo mencatat penyebaran isu hoaks sebanyak 714 kasus. Namun angka tersebut mengalami penurunan pada Tahun 2023 hingga Januari 2024 sebanyak 204 isu hoaks.
"Walaupun ada penurunan isu hoaks, tetapi isu hoaks itu tetap ada," ujarnya.
Selain itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara cerdas dan bijak saat Pemilu 2024.
"Oleh karena itu, kita harus menolak narasi SARA dan kebencian, serta menjaga ruang digital agar tetap aman dan kondusif," ucapnya.
Arie mengimbau agar sebelum menyebarkan informasi itu harus disaring sebelum disebarkan supaya terhindar dari isu-isu hoaks.
"Jadi saat menerima informasi itu harus saring dahulu sebelum sharing. Karena apabila informasi itu bohong atau hoaks itu jangan disebarkan," kata dia.
Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024