Padang (ANTARA) - Pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Prof Asrinaldi mengatakan koalisi kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md berpeluang besar memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 jika koalisi itu resmi terbentuk.
"Kalau Pilpres dua putaran, saya menyakini gabungan paslon 01 dan 03 menang," kata pakar politik dari Unand Prof Asrinaldi di Padang, Selasa.
Alasannya, kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unand tersebut, gabungan dua kubu itu secara otomatis akan membentuk poros kekuatan politik yang jauh lebih kuat jika dibandingkan sebelum berkoalisi.
Sementara, pada kubu Prabowo-Gibran, Asrinaldi melihat masih banyak pendukung dari pasangan tersebut yang kesadaran politiknya belum mumpuni. Artinya, pemilih segmen itu masih berpeluang besar berpindah haluan jika pilpres dua putaran.
Alasan kedua, jika Prabowo-Gibran memenangi putaran pertama, Asrinaldi menduga publik akan berasumsi ada indikasi kekuatan politik dari Presiden Jokowi. Sebab, kendati Jokowi menegaskan bersikap netral, masyarakat akan tetap mempertanyakan sikap itu.
"Publik bisa saja berpindah ke pasangan lain karena merasa pemilu tidak netral," kata dia.
Penulis buku berjudul "Kekuatan-Kekuatan Politik di Indonesia" tersebut menilai jika Pilpres berlangsung satu atau dua putaran, maka pendukung 03 yang beririsan dengan pendukung 02 tidak akan banyak yang berpindah.
Sebab, bagaimanapun juga basis massa militan PDI-P yang merupakan partai pengusung Ganjar-Mahfud Md diyakini tetap setia kepada Ketua Umum partai itu yakni Megawati Soekarnoputri.
"Perlu diingat, sebelum ada Jokowi PDI-P ini sudah kuat, bahkan beberapa kali pemilu partai ini menang," ujarnya.
Kalaupun ada sebagian pendukung PDI-P yang pindah atau menyatakan dukungan ke pasangan Prabowo-Gibran, Asrinaldi menyakini angkanya tidak akan signifikan.
Baca juga: Golkar mengaku tidak khawatir dengan terbentuknya koalisi 01 dan 03
Baca juga: Politisi PDIP akui ada komunikasi soal koalisi Ganjar dan Anies
"Kalau Pilpres dua putaran, saya menyakini gabungan paslon 01 dan 03 menang," kata pakar politik dari Unand Prof Asrinaldi di Padang, Selasa.
Alasannya, kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unand tersebut, gabungan dua kubu itu secara otomatis akan membentuk poros kekuatan politik yang jauh lebih kuat jika dibandingkan sebelum berkoalisi.
Sementara, pada kubu Prabowo-Gibran, Asrinaldi melihat masih banyak pendukung dari pasangan tersebut yang kesadaran politiknya belum mumpuni. Artinya, pemilih segmen itu masih berpeluang besar berpindah haluan jika pilpres dua putaran.
Alasan kedua, jika Prabowo-Gibran memenangi putaran pertama, Asrinaldi menduga publik akan berasumsi ada indikasi kekuatan politik dari Presiden Jokowi. Sebab, kendati Jokowi menegaskan bersikap netral, masyarakat akan tetap mempertanyakan sikap itu.
"Publik bisa saja berpindah ke pasangan lain karena merasa pemilu tidak netral," kata dia.
Penulis buku berjudul "Kekuatan-Kekuatan Politik di Indonesia" tersebut menilai jika Pilpres berlangsung satu atau dua putaran, maka pendukung 03 yang beririsan dengan pendukung 02 tidak akan banyak yang berpindah.
Sebab, bagaimanapun juga basis massa militan PDI-P yang merupakan partai pengusung Ganjar-Mahfud Md diyakini tetap setia kepada Ketua Umum partai itu yakni Megawati Soekarnoputri.
"Perlu diingat, sebelum ada Jokowi PDI-P ini sudah kuat, bahkan beberapa kali pemilu partai ini menang," ujarnya.
Kalaupun ada sebagian pendukung PDI-P yang pindah atau menyatakan dukungan ke pasangan Prabowo-Gibran, Asrinaldi menyakini angkanya tidak akan signifikan.
Baca juga: Golkar mengaku tidak khawatir dengan terbentuknya koalisi 01 dan 03
Baca juga: Politisi PDIP akui ada komunikasi soal koalisi Ganjar dan Anies
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024