Jadi calon (presiden) bukan sekadar memberikan foto, tetapi juga siap berdialog dengan rakyat Jakarta (ANTARA) -
Calon presiden nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan mengaku lebih mengedepankan dialog langsung dengan masyarakat daripada memasang alat peraga kampanye (APK) secara berlebihan, guna merebut suara rakyat dalam Pilpres 2024.
Usai berkampanye di Gedung Islamic Center, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, Anies mengatakan hal itu untuk merespons banyaknya baliho dan spanduk atau APK peserta Pemilu 2024 yang dipasang secara berlebihan di daerah.
"Kami berkeliling, kami berdialog, dan kami ingin menghormati rakyat Indonesia. Cara menghormatinya dengan apa? Dengan memberikan kesempatan mereka untuk bertanya," kata Anies dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kampanye dengan memasang APK secara berlebihan sudah tidak efektif untuk meraup suara di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini.
Baca juga: Timnas AMIN: Desak Anies jadi terobosan baru demokrasi di Indonesia
Lebih lanjut, mantan rektor Universitas Paramadina itu menjelaskan saat ini rakyat sudah bisa mencari tahu sendiri tentang rekam jejak calon atau peserta pemilu.
Oleh karena itu, lanjut Anies, yang dia utamakan untuk memenangi Pilpres 2024 adalah melakukan dialog langsung agar masyarakat mengetahui cara calon pemimpin mereka dalam mengambil kebijakan terkait kemaslahatan masyarakat.
"Saya memilih hadir di acara Desak Anies karena warga bisa bertanya apa saja, supaya mereka bisa menilai dan merasa dihormati. Jadi calon (presiden) bukan sekadar memberikan foto dan video, tetapi juga siap berdialog dengan rakyat," ujar Anies.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menerima pendaftaran tiga bakal pasangan capres-cawapres, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Masa kampanye pemilu ditetapkan mulai tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sementara pemungutan suara dijadwalkan pada tanggal 14 Februari 2024.
Baca juga: Timnas: Peniadaan atribut parpol pada Desak Anies untuk jaring pemula
Usai berkampanye di Gedung Islamic Center, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, Anies mengatakan hal itu untuk merespons banyaknya baliho dan spanduk atau APK peserta Pemilu 2024 yang dipasang secara berlebihan di daerah.
"Kami berkeliling, kami berdialog, dan kami ingin menghormati rakyat Indonesia. Cara menghormatinya dengan apa? Dengan memberikan kesempatan mereka untuk bertanya," kata Anies dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kampanye dengan memasang APK secara berlebihan sudah tidak efektif untuk meraup suara di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini.
Baca juga: Timnas AMIN: Desak Anies jadi terobosan baru demokrasi di Indonesia
Lebih lanjut, mantan rektor Universitas Paramadina itu menjelaskan saat ini rakyat sudah bisa mencari tahu sendiri tentang rekam jejak calon atau peserta pemilu.
Oleh karena itu, lanjut Anies, yang dia utamakan untuk memenangi Pilpres 2024 adalah melakukan dialog langsung agar masyarakat mengetahui cara calon pemimpin mereka dalam mengambil kebijakan terkait kemaslahatan masyarakat.
"Saya memilih hadir di acara Desak Anies karena warga bisa bertanya apa saja, supaya mereka bisa menilai dan merasa dihormati. Jadi calon (presiden) bukan sekadar memberikan foto dan video, tetapi juga siap berdialog dengan rakyat," ujar Anies.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menerima pendaftaran tiga bakal pasangan capres-cawapres, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Masa kampanye pemilu ditetapkan mulai tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sementara pemungutan suara dijadwalkan pada tanggal 14 Februari 2024.
Baca juga: Timnas: Peniadaan atribut parpol pada Desak Anies untuk jaring pemula
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024