Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Aditya Perdana mengatakan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dapat melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan pendekatan berbeda.
"Ganjar tentu memiliki pandangan berbeda dengan Prabowo, karena Ganjar tahu positioning Jokowi tidak ada dengan dia," kata Aditya dalam keterangan tertulis yang di Jakarta, Jumat.
Menurut Direktur Eksekutif Algoritma itu, setiap calon presiden yang terpilih nantinya pasti punya gaya sendiri dalam mengelola IKN.
Alasannya, apa pun prioritas yang dilakukan Jokowi, baik akan dihilangkan atau ditunda, sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kepentingan para pasangan calon.
Meski kelihatannya mendukung pembangunan IKN, Aditya menduga pasangan Ganjar-Mahfud belum solid betul soal melanjutkan bentuk dukungan mereka ke IKN.
Apalagi pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin telah menyatakan kurang sepakat untuk melanjutkan pembangunan IKN.
"Dari sisi paslon nomor urut 1atau nomor urut 3, mereka akan kritis. Namun, nomor 3 belum clear akan kritis soal apa, karena dia ada saham besar di situ," jelasnya.
Baca juga: Ganjar ingin pembangunan IKN libatkan masyarakat adat
Sebelumnya, Ganjar Pranowo menegaskan komitmennya untuk melanjutkan proyek IKN, sebagai bukti konsistensi atas pelaksanaan sebuah aturan.
"IKN ini sebuah konsep yang disiapkan, bahkan sejak zaman Bung Karno, di mana ada perencanaan untuk memindahkan ibu kota," kata Ganjar saat berkampanye di IKN beberapa waktu lalu.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Senin, 13 November 2023, menetapkan tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pilpres 2024.
Berdasarkan hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024, Selasa, 14 November 2023, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Baca juga: Ganjar: Transformasi pemindahan Ibu Kota perlu pendidikan SDM lokal
"Ganjar tentu memiliki pandangan berbeda dengan Prabowo, karena Ganjar tahu positioning Jokowi tidak ada dengan dia," kata Aditya dalam keterangan tertulis yang di Jakarta, Jumat.
Menurut Direktur Eksekutif Algoritma itu, setiap calon presiden yang terpilih nantinya pasti punya gaya sendiri dalam mengelola IKN.
Alasannya, apa pun prioritas yang dilakukan Jokowi, baik akan dihilangkan atau ditunda, sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kepentingan para pasangan calon.
Meski kelihatannya mendukung pembangunan IKN, Aditya menduga pasangan Ganjar-Mahfud belum solid betul soal melanjutkan bentuk dukungan mereka ke IKN.
Apalagi pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin telah menyatakan kurang sepakat untuk melanjutkan pembangunan IKN.
"Dari sisi paslon nomor urut 1atau nomor urut 3, mereka akan kritis. Namun, nomor 3 belum clear akan kritis soal apa, karena dia ada saham besar di situ," jelasnya.
Baca juga: Ganjar ingin pembangunan IKN libatkan masyarakat adat
Sebelumnya, Ganjar Pranowo menegaskan komitmennya untuk melanjutkan proyek IKN, sebagai bukti konsistensi atas pelaksanaan sebuah aturan.
"IKN ini sebuah konsep yang disiapkan, bahkan sejak zaman Bung Karno, di mana ada perencanaan untuk memindahkan ibu kota," kata Ganjar saat berkampanye di IKN beberapa waktu lalu.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Senin, 13 November 2023, menetapkan tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pilpres 2024.
Berdasarkan hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024, Selasa, 14 November 2023, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Baca juga: Ganjar: Transformasi pemindahan Ibu Kota perlu pendidikan SDM lokal
Pewarta: Fauzi
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023