Jakarta (ANTARA) - Pakar bahasa tubuh dan mikroekspresi Monica Kumalasari mengatakan spontanitas, gaya kasual, dan ucapan selamat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan sebuah ketulusan.
Prabowo yang menjumpai Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, pada Sabtu, hadir sendiri tanpa ditemani oleh Sandiaga Uno sebagai pasanganya dalam Pemilihan Presiden 2019. Menurut Monica, kehadiran itu menunjukkan Prabowo ingin menunjukkan sosok pribadi yang sebenarnya tanpa melibatkan orang lain.
"Apalagi Pak Jokowi juga mengatakan bahwa itu adalah pertemuannya dengan sahabat dan saudara. Terus dari gesturnya, ada spontanitas dari Pak Prabowo. Kalau kita lihat Pak Prabowo, dia tulus karena dia nunggu cukup lama," ujar Monica ketika dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.
"Pak Prabowo datang jam delapan lewat. Pak Jokowi baru datang jam 10. Dia (Prabowo) lumayan nunggu lama. Ketika Pak Jokowi datang mau menghampiri, dia langsung otomatis hormat, Dalam kondisi jauh, dia langsung hormat duluan dan yang saya lihat secara spontan malah Pak Prabowo duluan," lanjutnya.
Spontanitas itu, menurut Monica, sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan Prabowo bahwa Jokowi adalah pemenang Pilpres 2019. Sikap bersalaman, cium pipi, dan berpelukan tanpa rasa canggung juga menunjukkan bahwa keduanya saling bersahabat.
Baca juga: Jokowi dan Prabowo naik kereta MRT bersama
Hal lain yang membuat Prabowo dianggap bersikap tulus yaitu tidak mengenakan peci dan berkemeja santai. Bagi Monica, Prabowo telah berhasil melepas segala atribut yang membuatnya terlihat otoriter.
"Biasanya Pak Prabowo lebih otoriter. Dari bahasa yang digunakan, beliau juga mengatakan, 'Selamat, karena Anda akan menambah uban jadi presiden adalah pengabdian, bukan kekuasaan'. Karena, biasanya yang keluar adalah kata-kata kekuasaan," ujar Monica.
Apa yang dilakukan Prabowo pada Sabtu, lanjut Monica, memperlihatkan bahwa dia adalah sosok ksatria dan negarawan yang baik hati sebab dalam pertemuan tersebut Prabowo tidak membawa atribut partai apapun.
"Mereka kan udah temenan lama. Mereka juga melepaskan segala atributnya. (Mereka) sama-sama pakai (baju) putih beda di bawahnya aja karena itu memang ciri khas mereka," katanya.
Monica menambahkan, "Kalau selama ini, dia (Prabowo) kelihatan berbeda dari sekarang, itu karena dia bertanggung jawab kepada siapa yang mengompor-ngompori di sekitarnya. Tapi, (pertemuan) itu sangat kelihatan bahwa beliau adalah seorang kesatria dan negarawan yang baik hati dan itu tidak dilakukan berdua dengan Sandiaga."
Baca juga: Makna MRT dan sate dalam pertemuan Jokowi-Prabowo
Prabowo yang menjumpai Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, pada Sabtu, hadir sendiri tanpa ditemani oleh Sandiaga Uno sebagai pasanganya dalam Pemilihan Presiden 2019. Menurut Monica, kehadiran itu menunjukkan Prabowo ingin menunjukkan sosok pribadi yang sebenarnya tanpa melibatkan orang lain.
"Apalagi Pak Jokowi juga mengatakan bahwa itu adalah pertemuannya dengan sahabat dan saudara. Terus dari gesturnya, ada spontanitas dari Pak Prabowo. Kalau kita lihat Pak Prabowo, dia tulus karena dia nunggu cukup lama," ujar Monica ketika dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.
"Pak Prabowo datang jam delapan lewat. Pak Jokowi baru datang jam 10. Dia (Prabowo) lumayan nunggu lama. Ketika Pak Jokowi datang mau menghampiri, dia langsung otomatis hormat, Dalam kondisi jauh, dia langsung hormat duluan dan yang saya lihat secara spontan malah Pak Prabowo duluan," lanjutnya.
Spontanitas itu, menurut Monica, sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan Prabowo bahwa Jokowi adalah pemenang Pilpres 2019. Sikap bersalaman, cium pipi, dan berpelukan tanpa rasa canggung juga menunjukkan bahwa keduanya saling bersahabat.
Baca juga: Jokowi dan Prabowo naik kereta MRT bersama
Hal lain yang membuat Prabowo dianggap bersikap tulus yaitu tidak mengenakan peci dan berkemeja santai. Bagi Monica, Prabowo telah berhasil melepas segala atribut yang membuatnya terlihat otoriter.
"Biasanya Pak Prabowo lebih otoriter. Dari bahasa yang digunakan, beliau juga mengatakan, 'Selamat, karena Anda akan menambah uban jadi presiden adalah pengabdian, bukan kekuasaan'. Karena, biasanya yang keluar adalah kata-kata kekuasaan," ujar Monica.
Apa yang dilakukan Prabowo pada Sabtu, lanjut Monica, memperlihatkan bahwa dia adalah sosok ksatria dan negarawan yang baik hati sebab dalam pertemuan tersebut Prabowo tidak membawa atribut partai apapun.
"Mereka kan udah temenan lama. Mereka juga melepaskan segala atributnya. (Mereka) sama-sama pakai (baju) putih beda di bawahnya aja karena itu memang ciri khas mereka," katanya.
Monica menambahkan, "Kalau selama ini, dia (Prabowo) kelihatan berbeda dari sekarang, itu karena dia bertanggung jawab kepada siapa yang mengompor-ngompori di sekitarnya. Tapi, (pertemuan) itu sangat kelihatan bahwa beliau adalah seorang kesatria dan negarawan yang baik hati dan itu tidak dilakukan berdua dengan Sandiaga."
Baca juga: Makna MRT dan sate dalam pertemuan Jokowi-Prabowo
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019