Akademisi di Makassar sampaikan saran untuk Jokowi-Amin

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Abdul Rasyid Masri. (ANTARA/Dok. pribadi)
Makassar (ANTARA) - Sejumlah akademisi di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan sumbang saran positif untuk pembangunan Indonesia kepada Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Amin) usai penetapan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Kontitusi (MK) Jakarta.

"Mungkin sebaiknya memberikan ruang atau tetap membuka diri kepada lawan politik atau partai pendukung Prabowo-Sandi untuk ikut bersama membangun Indonesia sebagai bagian upaya rekonsiliasi nasional," ujar akademisi UIN Alauddin Makassar Prof Abdul Rasyid Masri, di Makassar, Jumat.

Menurutnya, ini sebagai upaya mengurangi ketegangan dan gesekan politik dan gesekan antarpendukung di masyarakat, mengingat hal tersebut dipandang perlu.

Selain upaya rekonsiliasi, Jokowi-Amin musti melakukan konsolidasi kepada seluruh partai pendukung untuk memastikan soliditas dalam mengawal pemerintahan lima tahun selanjutnya.

Tidak hanya itu, Jokowi-Amin segera menyusun program jangka pendek, menengah dan jangka panjang dalam merespons berbagai krisis ekonomi serta masalah lainnya yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan pokok hidup masyarakat bawah.

"Karena stabilitas ekonomi dan politik, percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi lainnya sangat dibutuhkan masyarakat, tentu mengacu pada janji-janji politik dan visi misi kepemimpinan kabinet baru," kata Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar ini pula.

Sementara poin lainnya, menyeleksi dan menyiapkan putra dan putri terbaik bangsa untuk menjadi menteri sesuai keahlian dan kebutuhan serta mengedepankan kemampuan profesionalisme.

"Sedangkan poin terakhir, segera membuat program 100 hari ke depan yang betul-betul sejalan dengan kebutuhan dasar masyarakat dan yang mampu menjawab visi-misi yang telah dijanjikan termasuk program yang sifatnya ketahanan pangan dan ketahanan politik keamanan bangsa," katanya pula.
Baca juga: Fahri Hamzah: Rekonsiliasi harus dilakukan pascaputusan MK

Hal senada disampaikan akademisi dari Unhas, Sakka Pati. Menurutnya, masyarakat patut bersyukur atas berjalan proses demokrasi yang konstitusional dalam pemilihan presiden.

Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Dr Sakka Pati. (ANTARA/Dok. pribadi)

Penetapan MK yang memenangkan Jokowi-Maruf Amin adalah kemenangan rakyat. Kini tidak ada lagi istilah kosong satu atau kosong dua, yang ada mari bersatu untuk kebaikan dan kesejahteraan bangsa dan negara.

"Membangun negeri dengan saling berangkulan untuk kepentingan bersama. Hal tak kalah pentingnya, sebab kita masih menunggu proses sengketa legislatif di MK," kata dosen Hukum Unhas itu pula.

Pihaknya berharap, semoga beberapa waktu ke depan, proses tersebut juga dapat berjalan dengan baik yang pada akhirnya akan melahirkan wakil-wakil rakyat yang akan bekerja untuk rakyat.

"Mari kita doakan semoga putra-putra terbaik bangsa yang terlibat dalam proses pemilu kali ini dapat menjalankan tugas dengan baik. Peserta pemilu, penyelenggara, pengamanan, khususnya hakim-hakim di MK diberi kesehatan dan kekuatan dalam mengawal demokrasi yang konstitusional ini," ujarnya lagi.
Pewarta:
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Yusril nilai mustahil bawa sengketa pilpres ke Mahkamah Internasional Sebelumnya

Yusril nilai mustahil bawa sengketa pilpres ke Mahkamah Internasional

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS