Said Aqil merasa sedih anak-anak terlibat dalam aksi 22 Mei

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
yang dibutuhkan sekarang adalah jihad untuk membangun masyarakat agar maju
Jakarta (ANTARA) - Ketua Pengurus Besar  Nahdlatul Ulama (PB NU) Said Aqil Siradj merasa sedih anak-anak ikut terlibat dalam aksi 22 Mei di depan Bawaslu yang berujung ricuh.

"Kasihan anak-anak dijadikan tumbal, perempuan yang ikut terlibat dalam aksi tersebut juga kasihan," kata Said yang ditemui di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis.

Menurut dia para provokator adalah pihak yang bertanggung jawab atas terlibatnya anak-anak dalam aksi tersebut.

Ia juga menegaskan bahwa  perilaku anarki yang dilakukan oleh massa aksi kericuhan bukanlah bentuk jihad.

"Jihad itu artinya luas, yang dibutuhkan sekarang adalah jihad untuk membangun masyarakat agar maju, adil dan makmur," kata dia.

Dia mengatakan perang adalah salah satu jihad jika memang dalam kondisi perang, namun bukan untuk kondisi negara yang damai.

Dia juga berharap, seluruh  masyarakat menahan diri dan menjaga kesucian bulan Ramadhan.


Baca juga: Seto: pelibatan anak dalam kericuhan ganggu perkembangan psikologis
Baca juga: Polri telah menangkap 442 pelaku kericuhan aksi 22 Mei

 
Pewarta:
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Dompet Dhuafa sesalkan tindakan oknum aparat kepada tim medisnya Sebelumnya

Dompet Dhuafa sesalkan tindakan oknum aparat kepada tim medisnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS