Jakarta (ANTARA) - Tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD menyatakan aksi kericuhan 21-22 Mei memang sengaja dilakukan untuk mencari martir korban jiwa.
"Sebelum terjadinya aksi tersebut, kami dari Gerakan Suluh Kebangsaan sudah berkeliling ke intelijen, ke TNI ke Polri, dan memang ada info gerakan memprovokasi mencari martir," kata Mahfud MD di Jakarta, Kamis.
Mahfud mengatakan perusuh memang menargetkan jatuhnya korban jiwa dalam aksi kericuhan agar memicu kemarahan publik yang lebih luas.
Oleh karena itu, kata Mahfud, pihak aparat TNI-Polri sudah menegaskan tidak memperbolehkan personelnya membawa senjata dengan peluru tajam.
Dia mendukung upaya Polri itu. Menurutnya, Polri cukup menggunakan peluru karet dalam menindak tegas massa secara terukur dan prosedur tetap.
Mahfud menekankan perusuh tidak dalam jalur komando paslon 02 Prabowo-Sandiaga. Dia mengapresiasi pernyataan Prabowo yang akan menempuh jalur konstitusi dalam menggugat hasil pemilu.
"Sebelum terjadinya aksi tersebut, kami dari Gerakan Suluh Kebangsaan sudah berkeliling ke intelijen, ke TNI ke Polri, dan memang ada info gerakan memprovokasi mencari martir," kata Mahfud MD di Jakarta, Kamis.
Mahfud mengatakan perusuh memang menargetkan jatuhnya korban jiwa dalam aksi kericuhan agar memicu kemarahan publik yang lebih luas.
Oleh karena itu, kata Mahfud, pihak aparat TNI-Polri sudah menegaskan tidak memperbolehkan personelnya membawa senjata dengan peluru tajam.
Dia mendukung upaya Polri itu. Menurutnya, Polri cukup menggunakan peluru karet dalam menindak tegas massa secara terukur dan prosedur tetap.
Mahfud menekankan perusuh tidak dalam jalur komando paslon 02 Prabowo-Sandiaga. Dia mengapresiasi pernyataan Prabowo yang akan menempuh jalur konstitusi dalam menggugat hasil pemilu.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019