Palembang (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama Sumatera Selatan melakukan doa dan perenungan bersama untuk Indonesia yang damai, rukun, dan sejahtera pasca-Pemilu 2019.
Doa dan renungan bersama itu dihadiri tokoh berbagai agama yang dipimpin Ketua FKUB Sumsel KH Mal'an Abdullah, Gubernur Sumsel Herman Deru, dan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara digelar di halaman parkir Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang Palembang, Senin pagi.
Ketua FKUB Sumsel KH Mal'an Abdullah dalam testimoni pada kesempatan itu mengatakan semangat hidup bersama perlu terus dipelihara dengan baik sehingga bangsa ini bisa hidup secara rukun dan damai.
Kebersamaan yang dibentuk para pendahulu/pendiri negara ini jangan sampai rusak apalagi mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
"Meniadakan perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan perlu diingatkan secara terus menerus kepada masyarakat di negara berdasarkan Pancasila ini," katanya.
Sementara itu, tokoh agama dari Kristen, Fred Sihombing mengatakan walaupun masyarakat Indonesia berbeda dalam berbagai hal tetapi tetap satu.
Menurut dia, Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara perlu diterapkan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Negara ini, kata dia, baru saja menyelesaikan pesta demokrasi rakyat dan pada 22 Mei hasilnya akan diumumkan KPU siapa yang menjadi pemenangnya sesuai dengan pilihan rakyat.
"Hasil pemilu legislatif dan presiden/wapres tersebut diharapkan bisa diterima oleh semua pihak dan lapisan masyarakat serta yang dipercaya menjadi wakil rakyat dan pemimpin negara dapat menjalankan tugasnya dengan baik," katanya.
Doa dan renungan bersama itu dihadiri tokoh berbagai agama yang dipimpin Ketua FKUB Sumsel KH Mal'an Abdullah, Gubernur Sumsel Herman Deru, dan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara digelar di halaman parkir Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang Palembang, Senin pagi.
Ketua FKUB Sumsel KH Mal'an Abdullah dalam testimoni pada kesempatan itu mengatakan semangat hidup bersama perlu terus dipelihara dengan baik sehingga bangsa ini bisa hidup secara rukun dan damai.
Kebersamaan yang dibentuk para pendahulu/pendiri negara ini jangan sampai rusak apalagi mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
"Meniadakan perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan perlu diingatkan secara terus menerus kepada masyarakat di negara berdasarkan Pancasila ini," katanya.
Sementara itu, tokoh agama dari Kristen, Fred Sihombing mengatakan walaupun masyarakat Indonesia berbeda dalam berbagai hal tetapi tetap satu.
Menurut dia, Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara perlu diterapkan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Negara ini, kata dia, baru saja menyelesaikan pesta demokrasi rakyat dan pada 22 Mei hasilnya akan diumumkan KPU siapa yang menjadi pemenangnya sesuai dengan pilihan rakyat.
"Hasil pemilu legislatif dan presiden/wapres tersebut diharapkan bisa diterima oleh semua pihak dan lapisan masyarakat serta yang dipercaya menjadi wakil rakyat dan pemimpin negara dapat menjalankan tugasnya dengan baik," katanya.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019