Pemilih disabilitas yang memberikan haknya untuk memilih jumlahnya masih kurang dari 50 persen total pemilih disabilitas, yaitu 42 persenKulon Progo (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki pekerjaan rumah meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas, karena pada Pemilu 2019, partisipasinya sangat rendah.
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kulon Progo Hidayatut Thoyyibah di Kulon Progo, Selasa, mengatakan di tengah kegembiraan melihat tingkat partisipasi masyarakat, KPU Kulon Progo masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar dikarenakan masih rendahnya pemilih disabilitas.
"Pemilih disabilitas yang memberikan haknya untuk memilih jumlahnya masih kurang dari 50 persen total pemilih disabilitas, yaitu 42 persen," ungkap Hidayatut Thoyyibah.
Ia mengatakan pada tahapan sosialisasi, upaya yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Kulon Progo dalam meningkatkan partisipasi pemilih diantaranya menjadikan prespektif inklusi dalam bimbingan tehnis KPPS.
"Memasukkan kriteria-kriteria TPS akses dan mendorong KPPS dalam menyampaikan C6 untuk sekaligus menginformasikan bahwa lokasi TPS dan TPS yang disediakan aksesible," ucapnya.
Ia mengatakan secara umum, peningkatan partisipasi pemilih Kabupaten Kulon Progo yang cukup significant dalam Pemilu 2014 sebesar 80,50 dari Pemilu 2009 dengan partisipasi pemilih sebesar 73,17 memberi keyakinan pada KPU Kabupaten Kulon Progo bahwa partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan lebih tinggi lagi. Dengan target KPU DIY yang dinyatakan oleh Ketua KPU DIY akan diupayakan untuk naik sampai 82 persen, KPU Kabupaten Kulon Progo menargetkan tingkat partisipasi sampai 85 persen,
"Setelah penetapan hasil rekapitulasi Pemilihan Umum 2019 pada 29 April 2019 lalu, segera bisa dilihat tingkat partisipasi pemilih di Kulon Progo. Secara umum angka partisipasi melampaui jumlah yang ditargetkan, yaitu 86,5 persen," ujarnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kulon Progo Ibah Muthiah mengatakan kecamatan dengan tingkat partisipasi rendah, yakni Kecamatan Kokap sebesar 83,93 persen. Meski di tingkat kabupaten, Kecamatan Kokap menjadi daerah tingkat partisipasi paling rendah, tetap masih di atas target DIY sebesar 82 persen.
Ibah mengatakan setiap pilres, pileg dan pilkada, partisipasi di Kecamatan Kokap memang sangat rendah dibanding dengan kecamatan lain. Hal ini disebabkan letak geografis yang berbukit-bukit dan jauh dari TPS menyebabkan masyarakat enggan menggunakan hak pilihnya.
Ke depan, KPU Kulon Progo akan mengubah strategi sosialisasi supaya menyasar masyarakat di kawasan Bukit Menoreh karena tingkat partisipasinya selalu rendah.
"Kami akan mengubah stragi sosialisasi, seperti pertunjukan musik diarahkan ke wilayah dengan partisiasi pemilih rendah. Pertunjukan musik kemarin sasarannya pemilih milenial," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019