Jayapura, Papua (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawasli) Kabupaten Intan Jaya, Papua, menyelidiki kericuhan di Sugapa yang dipicu dari informasi bahwa kotak suara dari Distrik Agisiga dibuka dan dirubah oleh oknum PPD setempat pada Kamis malam (2/5).
Anggota Badan Pengawas Pemilu Papua, Ronald Maoach, ketika dihubungi dari Jayapura, Sabtu, mengatakan, kericuhan itu diduga karena ada PPD dari salah satu distrik yang merubah hasil pemilu.
"Berdasarkan informasi yang masih butuh diselidiki, katanya diduga ada oknum PPD Distrik Agisaga yang membuka kotak suara dan merubah hasilnya, sehingga caleg yang dirugikan merasa tidak puat dan terjadi keributan," katanya.
Maoach membantah kericuhan terjadi saat rapat pleno tingkat KPU Kabupaten Intan Jaya di Sugapa.
"Kericuhan terjadi bukan saat pleno. Tapi terjadi di Sugapa, dimana warga atau caleg yang merasa dirugikan mendengar informasi bahwa ada kotak suara dari Distrik Agisiga dibuka dan dirubah hasilnya. Inilah yang memicu terjadi kericuhan," katanya.
Berkaitan dengan hal itu, kata dia, Badan Pengawas Pemilu Papua dan polisi setempat telah memanggil para PPD Distrik Agisiga dan pihak terkait lainnya untuk mengklarifikasi persoalan yang terjadi.
"Jumat (4/5) kemarin, Bawaslu dan Polisi sudah memanggil para pihak terkait guna minta keterangan, hanya hasilnya seperti apa kami belum terima," katanya.
Padahal, kata dia, pada saat dilakukan supervisi beberapa waktu lalu kotak dan surat suara dari Distrik Agisiga sudah diberikan oleh PPD dan KPPS kepada anggota KPU Intan Jaya di Sugapa.
"Tapi, akhirnya dikabarkan terjadi persoalan. Kami juga sempat berikan sosialisasi bagaimana pembagian suara untuk para caleg di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Tapi rupanya ada yang belum memahami hal ini sehingg ada kejadian seperti itu," katanya.
Anggota Badan Pengawas Pemilu Papua, Ronald Maoach, ketika dihubungi dari Jayapura, Sabtu, mengatakan, kericuhan itu diduga karena ada PPD dari salah satu distrik yang merubah hasil pemilu.
"Berdasarkan informasi yang masih butuh diselidiki, katanya diduga ada oknum PPD Distrik Agisaga yang membuka kotak suara dan merubah hasilnya, sehingga caleg yang dirugikan merasa tidak puat dan terjadi keributan," katanya.
Maoach membantah kericuhan terjadi saat rapat pleno tingkat KPU Kabupaten Intan Jaya di Sugapa.
"Kericuhan terjadi bukan saat pleno. Tapi terjadi di Sugapa, dimana warga atau caleg yang merasa dirugikan mendengar informasi bahwa ada kotak suara dari Distrik Agisiga dibuka dan dirubah hasilnya. Inilah yang memicu terjadi kericuhan," katanya.
Berkaitan dengan hal itu, kata dia, Badan Pengawas Pemilu Papua dan polisi setempat telah memanggil para PPD Distrik Agisiga dan pihak terkait lainnya untuk mengklarifikasi persoalan yang terjadi.
"Jumat (4/5) kemarin, Bawaslu dan Polisi sudah memanggil para pihak terkait guna minta keterangan, hanya hasilnya seperti apa kami belum terima," katanya.
Padahal, kata dia, pada saat dilakukan supervisi beberapa waktu lalu kotak dan surat suara dari Distrik Agisiga sudah diberikan oleh PPD dan KPPS kepada anggota KPU Intan Jaya di Sugapa.
"Tapi, akhirnya dikabarkan terjadi persoalan. Kami juga sempat berikan sosialisasi bagaimana pembagian suara untuk para caleg di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Tapi rupanya ada yang belum memahami hal ini sehingg ada kejadian seperti itu," katanya.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019