Makassar (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Selatan mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang siapa pemenang pilpres di Pemilu 2019.
Ketua Harian MUI Sulsel Prof Rahim Yunus di Makassar, Jumat, mengatakan pelaksanaan pemilu 17 April 2019 telah berjalan aman dan damai dan itu tentunya harus terus dijaga termasuk dengan mengikuti proses pemilihan sesuai aturan.
"Jadi mari kita tunggu hasil resminya (KPU). Apapun hasil resmi nanti, itulah yang terbaik," katanya.
MUI juga mengajak masyarakat untuk dapat menyikapi seluruh proses tahapan pemilu dengan sabar dan tawakal demi kepentingan dan keutuhan bangsa kedepan.
Ia menjelaskan, dalam pilpres ini tidak ada istilah kalah atau menang. Sebab tujuan utama dari pemilihan umum ini untuk mencari sosok pemimpin yang baik dan memperhatikan kesejahteraan rakyat.
Dalam agama Islam, kata dia, ada yang dikenal syura atau musyawarah yang memang bertujuan untuk menentukan kesepakatan bersama untuk kebaikan agama, bangsa dan negara.
"Siapapun yang terpilih tentunya sudah menjadi takdir Allah SWT. Untuk itu kita harus menerima apapun yang diputuskan sesuai aturan yang berlaku," ujarnya.
Soal potensi adanya kecurangan, ia mengaku hal itu sudah ada aturannya yakni membawanya ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk dicarikan keadilan.
"Jadi semua ada aturannya (proses pemilu). Jadi mari kita tunggu hasilnya dari KPU," sebut dia.
Tentunya kita juga menghormati hasil quick count yang sudah beredar di media karena itu juga dilakukan secara ilmiah dan akademik," sebutnya.
Ketua Harian MUI Sulsel Prof Rahim Yunus di Makassar, Jumat, mengatakan pelaksanaan pemilu 17 April 2019 telah berjalan aman dan damai dan itu tentunya harus terus dijaga termasuk dengan mengikuti proses pemilihan sesuai aturan.
"Jadi mari kita tunggu hasil resminya (KPU). Apapun hasil resmi nanti, itulah yang terbaik," katanya.
MUI juga mengajak masyarakat untuk dapat menyikapi seluruh proses tahapan pemilu dengan sabar dan tawakal demi kepentingan dan keutuhan bangsa kedepan.
Ia menjelaskan, dalam pilpres ini tidak ada istilah kalah atau menang. Sebab tujuan utama dari pemilihan umum ini untuk mencari sosok pemimpin yang baik dan memperhatikan kesejahteraan rakyat.
Dalam agama Islam, kata dia, ada yang dikenal syura atau musyawarah yang memang bertujuan untuk menentukan kesepakatan bersama untuk kebaikan agama, bangsa dan negara.
"Siapapun yang terpilih tentunya sudah menjadi takdir Allah SWT. Untuk itu kita harus menerima apapun yang diputuskan sesuai aturan yang berlaku," ujarnya.
Soal potensi adanya kecurangan, ia mengaku hal itu sudah ada aturannya yakni membawanya ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk dicarikan keadilan.
"Jadi semua ada aturannya (proses pemilu). Jadi mari kita tunggu hasilnya dari KPU," sebut dia.
Tentunya kita juga menghormati hasil quick count yang sudah beredar di media karena itu juga dilakukan secara ilmiah dan akademik," sebutnya.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019