Manado (ANTARA) - Tokoh Agama Islam Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ustad Yusuf Otoluwa mengajak umat dan masyarakat untuk tetap memupuk rasa persaudaraan pasca pelaksanaan Pemilu 2019.
"Selama masa kampanye sampai hari pencoblosan pasti ada perbedaan pilihan dan pendapat namun rasa persaudaraan harus tetap lebih tinggi," kata Yusuf di Manado, Jumat.
Dia menjelaskan pupuk terus rasa persatuan dan persaudaraan diantara saudara dan sesama.
"Pihak yang menjadi pemenang adalah saudara kita begitu pula pihak yang kalah adalah saudara kita juga," katanya.
Dia memberikan pandangan, katanya, pemilu hanya sarana atau alat bukan tujuan.
"Sehingga mari kita gunakan alat tersebut untuk mencapai tujuan sesuai mekanisme demokrasi yang kita anut bersama," jelasnya.
Alat itu, katanya, digunakan hanya cukup sehari maka janganlah yang hanya sehari itu merusak tatanan kehidupan yang selama telah dibina berpuluh tahun lamanya.
Selayaknya selesai berpesta, katanya, seyogyanya diliputi rasa gembira dan suka cita.
"Apalagi acara pesta demokrasi kita berlangsung aman, damai dan nyaman dan tidak dikotori perbuatan merusak oleh tangan-tangan jahil. Kita syukuri itu dan kita pelihara terus situasinya karena betapapun kita adalah bersaudara," jelasnya.
Pemilu serentak 2019 dilakukan di seluruh Indonesia untuk memilih presiden dan wakil presiden, DPD, DPR RI, DPRD tingkat provinsi, DPRD tingkat kabupaten dan kota, pada tanggal 17 April 2019, dan saat ini sementara menunggu hasil resmi dari KPU.
"Selama masa kampanye sampai hari pencoblosan pasti ada perbedaan pilihan dan pendapat namun rasa persaudaraan harus tetap lebih tinggi," kata Yusuf di Manado, Jumat.
Dia menjelaskan pupuk terus rasa persatuan dan persaudaraan diantara saudara dan sesama.
"Pihak yang menjadi pemenang adalah saudara kita begitu pula pihak yang kalah adalah saudara kita juga," katanya.
Dia memberikan pandangan, katanya, pemilu hanya sarana atau alat bukan tujuan.
"Sehingga mari kita gunakan alat tersebut untuk mencapai tujuan sesuai mekanisme demokrasi yang kita anut bersama," jelasnya.
Alat itu, katanya, digunakan hanya cukup sehari maka janganlah yang hanya sehari itu merusak tatanan kehidupan yang selama telah dibina berpuluh tahun lamanya.
Selayaknya selesai berpesta, katanya, seyogyanya diliputi rasa gembira dan suka cita.
"Apalagi acara pesta demokrasi kita berlangsung aman, damai dan nyaman dan tidak dikotori perbuatan merusak oleh tangan-tangan jahil. Kita syukuri itu dan kita pelihara terus situasinya karena betapapun kita adalah bersaudara," jelasnya.
Pemilu serentak 2019 dilakukan di seluruh Indonesia untuk memilih presiden dan wakil presiden, DPD, DPR RI, DPRD tingkat provinsi, DPRD tingkat kabupaten dan kota, pada tanggal 17 April 2019, dan saat ini sementara menunggu hasil resmi dari KPU.
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019