Barabai, Kalsel (ANTARA) - Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Desa Cukan Lipai dan Desa Banua Rantau, Kecamatan Batang Alai Selatan (BAS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan kebanjiran sehingga Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) harus memindahkan TPS ke tempat yang lebih tinggi.
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) BAS, Syaiful Rahman, di Barabai, Rabu, mengatakan akibat intensitas hujan yang cukup tinggi pada Selasa (16/4) malam, membuat sungai meluap dan mengakibatkan banjir di beberapa daerah.
Menurut dia, begitu melihat TPS terkena banjir, PPK tetap berupaya menunggu hingga pagi dengan harapan saat pelaksanaan pencoblosan air sudah kembali surut.
"Ditunggu hingga pagi hari, pada Rabu (17/4) ternyata genangan air yang tingginya kurang lebih 20 cm masih bertahan di TPS 1 dan TPS 2 Desa Cukan Lipai, sehingga tidak memungkinkan dilakukan proses pemilihan di tempat tersebut," katanya lagi.
TPS 1 terletak di dataran rendah yaitu di depan SDN Cukan Lipai, dan TPS 2 di halaman TK Alqur'an, sehingga rawan terdapat genangan saat banjir.
"Pagi harinya, jajaran KPPS langsung memindahkan tenda-tenda yang kebanjiran tersebut ke halaman rumah warga di dataran yang lebih tinggi," katanya lagi.
Pihaknya juga memastikan tidak ada logistik yang rusak, karena logistik sebelumnya dikumpulkan di Kantor desa, dan pagi harinya, baru didistribusikan ke TPS.
"Sekarang proses pemilihan sudah bisa dilakukan," ujarnya lagi.
Selain di Desa Cukan Lipai, banjir juga sempat menggenangi TPS 1 Desa Banua Rantau, Kecamatan BAS, namun tidak setinggi di Desa Cukan Lipai, dan proses pemilihan tetap bisa dilaksanakan dengan baik.
Panwaslu Kecamatan BAS M Qusairi mengungkapkan, pihaknya merekomendasikan untuk pindah tempat jika terjadi genangan air di TPS, karena dikhawatirkan akan merusak logistik.
"Di Kecamatan BAS ini memang ada beberapa catatan kita yang harus diperhatikan PPK, terutama saat pendistribusian logistik ke desa tadi malam. Karena hujan deras, kami melihat ada beberapa kotak suara yang basah," ujarnya pula.
Disarankan, kotak suara yang basah segera diganti, karena dikhawatirkan bisa merusak kertas suara. Namun para penyelenggara tetap menganggap masih aman.
Berikutnya, untuk di TPS 1 Desa Banua Rantau proses pemilihan tetap dilanjutkan walaupun di tengah genangan air, pihaknya meminta untuk berhati-hati.
Menurut dia, jika logistik pemilu seperti surat suara terjatuh, bisa rusak, dan bisa mengganggu pelaksanaan Pemilu 2019.
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) BAS, Syaiful Rahman, di Barabai, Rabu, mengatakan akibat intensitas hujan yang cukup tinggi pada Selasa (16/4) malam, membuat sungai meluap dan mengakibatkan banjir di beberapa daerah.
Menurut dia, begitu melihat TPS terkena banjir, PPK tetap berupaya menunggu hingga pagi dengan harapan saat pelaksanaan pencoblosan air sudah kembali surut.
"Ditunggu hingga pagi hari, pada Rabu (17/4) ternyata genangan air yang tingginya kurang lebih 20 cm masih bertahan di TPS 1 dan TPS 2 Desa Cukan Lipai, sehingga tidak memungkinkan dilakukan proses pemilihan di tempat tersebut," katanya lagi.
TPS 1 terletak di dataran rendah yaitu di depan SDN Cukan Lipai, dan TPS 2 di halaman TK Alqur'an, sehingga rawan terdapat genangan saat banjir.
"Pagi harinya, jajaran KPPS langsung memindahkan tenda-tenda yang kebanjiran tersebut ke halaman rumah warga di dataran yang lebih tinggi," katanya lagi.
Pihaknya juga memastikan tidak ada logistik yang rusak, karena logistik sebelumnya dikumpulkan di Kantor desa, dan pagi harinya, baru didistribusikan ke TPS.
"Sekarang proses pemilihan sudah bisa dilakukan," ujarnya lagi.
Selain di Desa Cukan Lipai, banjir juga sempat menggenangi TPS 1 Desa Banua Rantau, Kecamatan BAS, namun tidak setinggi di Desa Cukan Lipai, dan proses pemilihan tetap bisa dilaksanakan dengan baik.
Panwaslu Kecamatan BAS M Qusairi mengungkapkan, pihaknya merekomendasikan untuk pindah tempat jika terjadi genangan air di TPS, karena dikhawatirkan akan merusak logistik.
"Di Kecamatan BAS ini memang ada beberapa catatan kita yang harus diperhatikan PPK, terutama saat pendistribusian logistik ke desa tadi malam. Karena hujan deras, kami melihat ada beberapa kotak suara yang basah," ujarnya pula.
Disarankan, kotak suara yang basah segera diganti, karena dikhawatirkan bisa merusak kertas suara. Namun para penyelenggara tetap menganggap masih aman.
Berikutnya, untuk di TPS 1 Desa Banua Rantau proses pemilihan tetap dilanjutkan walaupun di tengah genangan air, pihaknya meminta untuk berhati-hati.
Menurut dia, jika logistik pemilu seperti surat suara terjatuh, bisa rusak, dan bisa mengganggu pelaksanaan Pemilu 2019.
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019