Pemilu di Sarawak, Malaysia, berjalan aman dan tertib

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Pelaksanaan pemilu dengan metode TPS dilaksanakan di KJRI Kuching pada tanggal 14  April 2019 diikuti oleh ratusan pemilih yang antusias menggunakan hak pilihnya pada 3 TPS yang tersedia.  (KJRI Kuching)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) pada Perwakilan RI di Kuching Adi Dewanto mengatakan pelaksanaan Pemilu 2019 di Sarawak, Malaysia, berjalan aman, tertib, dan lancar.

Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Sarawak antusias dalam memberikan hak pilihnya untuk menyukseskan pesta demokrasi bagi seluruh rakyat Indonesia, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Senin.

PPLN telah menyelenggarakan pemilihan umum di Sarawak pada tanggal 8-14 April 2019, melalui tiga metode, yaitu Tempat Pemungutan Suara (TPS), Pos dan Kotak Suara Keliling (KSK).

Pemilu metode KSK di wilayah Sarawak telah dilaksanakan pada tanggal 8-9 April 2019.

Tantangan yang dihadapi oleh PPLN Kuching diantaranya adalah luas wilayah Sarawak yang cukup besar, yakni 124,450 km2, dan juga penyebaran WNI yang hampir merata di seluruh penjuru Sarawak, hal ini mengakibatkan jumlah KSK mencapai 479 buah yang dibagi menjadi 6 wilayah kerja.

Untuk melaksanakan pemilu dengan metode KSK tersebut, PPLN Kuching telah merekrut 1.437 relawan. Metode KSK tersebut berhasil menjaring pemilih sebanyak 73.939 pemilih atau 53,83 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) KSK sebesar 137.424 orang.

Pelaksanaan pemilu dengan metode TPS dilaksanakan di KJRI Kuching pada tanggal 14 April 2019 yang diikuti oleh ratusan pemilih yang antusias menggunakan hak pilihnya pada 3 TPS yang tersedia.

Beberapa pemilih yang datang, tetapi namanya tidak tercantum dalam DPT harus rela mengantre dan sabar menunggu dibukanya akses Daftar Pemilih Khusus (DPK) untuk dapat menggunakan hak pilih mereka.

Ketua PPLN Kuching Adi Dewanto mengatakan sejalan dengan misi KPU melayani, PPLN Kuching berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mengakomodasi keinginan WNI yang berdomisili di seluruh Sarawak untuk dapat melaksanakan hak pilihnya.

Termasuk, lanjut dia, kepada mereka yang tinggal jauh di dalam ladang dan kilang-kilang kelapa sawit.

"Walaupun banyak keterbatasan dari segi SDM dan waktu yang disediakan, PPLN Kuching telah berhasil melakukan sosialisasi hampir ke seluruh divisi di Sarawak dimana terdapat konsentrasi WNI, dan di tindaklanjuti dengan melakukan perekrutan petugas KPPS KSK yang melibatkan para pekerja di ladang dan kilang tersebut," kata Adi.

Melalui metode TPS, PPLN Kuching berhasil menjaring pemilih sebanyak 676 pemilih atau 53,83 persen dari jumlah DPT TPS sebanyak 1.191 orang.

Dari 2 metode pemilihan (KSK dan TPS), sebanyak 74.615 pemilih atau 53,82 persen dari total 138.615 orang DPT KSK dan TPS berpartisipasi dalam Pemilu 2019 di Sarawak.

Untuk pelaksanaan pemilu dengan metode pos, PPLN Kuching juga telah mengirimkan surat suara kepada 337 pemilih dan masih menerima pengiriman kembali surat suara hingga tanggal 17 April 2019.

Seluruh surat suara tersebut saat ini disimpan di tempat yang dijaga ketat oleh pihak keamanan dan kepolisian.

Penghitungan suara akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019 di Stadium Perpaduan, Kuching, bersamaan dengan waktu penghitungan suara di Indonesia.

Baca juga: Cuaca dingin Belanda tidak surutkan semangat WNI untuk berikan suara

Baca juga: Ratusan WNI di Irak salurkan hak pilih

Baca juga: Cendol durian dan nastar temani WNI di Chicago mencoblos

 
Pewarta:
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
734 TPS di Kapuas Hulu rawan pelanggaran pemilu Sebelumnya

734 TPS di Kapuas Hulu rawan pelanggaran pemilu

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS