Jakarta (ANTARA) - Pemungutan suara secara langsung di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) KJRI San Francisco pada Sabtu (13/4) berlangsung hingga malam hari karena antusiasme masyarakat sangat besar.
Sejak dimulai pukul 08.00 pagi hingga selesai pukul 21.20 waktu setempat, total WNI yang memilih melalui TPSLN San Francisco berjumlah 423 orang dengan perincian 199 orang Daftar Pemilih Tetap (DPT), 87 orang Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), dan 137 orang Daftar Pemilih Khusus (DPK).
"Pemungutan suara oleh DPK dilaksanakan dari pukul 17.30 hingga surat suara habis, sehingga surat suara terpakai 100 persen,” kata Kepala Sekretariat Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) San Francisco Susapto Anggoro Broto dalam siaran pers KJRI San Francisco, Senin.
Wilayah kerja KJRI San Francisco mencakup delapan negara bagian (state) di Amerika Serikat, yaitu, California bagian Utara, Nevada bagian Utara, Oregon, Washington State, Alaska, Idaho, Montana dan Wyoming.
Dari delapan negara bagian tersebut tercatat jumlah pemilih yang masuk dalam DPT di San Francisco sebanyak 7.814 orang, termasuk diantaranya 3.949 anak buah kapal WNI yang bekerja di 15 kapal pesiar Holland America Lines (HAL).
PPLN San Francisco menggunakan tiga metode pemungutan suara, yaitu, metode TPS dengan DPT 288 orang, metode Pos 1 dengan pemilih para ABK WNI di HAL sebanyak 3.949 orang, serta Pos 2 dengan pemilih reguler untuk WNI bermukim sebanyak 3.577 orang.
PPLN San Francisco telah menerima surat suara sesuai DPT ditambah dengan surat suara cadangan sebanyak 2 persen dari DPT, sehingga total jumlah surat suara yang diperoleh PPLN San Francisco adalah 7.971 surat suara.
Kemungkinan habisnya kertas suara sudah diantisipasi oleh PPLN San Francisco dengan meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengirimkan kertas suara ekstra lebih dari 2 persen.
Semua calon pemilih yang tidak terdaftar sudah diberitahu risiko bahwa kertas suara bisa habis dan memahaminya.
Pelaksanaan Pemilu 2019 di TPS KJRI San Francisco telah berjalan dengan aman, lancar dan tertib. ***2***
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019