AHY sebut capaian pemimpin terdahulu wajib diapresiasi

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan pernyataan pada awak media selepas debat capres di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4) malam. (Antara/Ricky Prayoga/2019)
Jakarta (ANTARA) - Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta capaian pemimpin Indonesia terdahulu wajib diapresiasi oleh siapapun.

"Yang jelas bagi saya, setiap yang dilakukan generasi dahulu wajib diapresiasi segala yang baik, apalagi kalau itu memang terasa oleh rakyat kita," kata AHY di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu malam.

Pernyataan AHY itu, saat ditanya komentarnya mengenai pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di debat segmen kedua yang mengatakan kebijakan ekonomi Indonesia salah arah.

"Jadi, saya tidak menyalahkan Bapak (Jokowi), karena ini kesalahan besar, kesalahan besar presiden-presiden sebelum bapak, kita semua harus bertanggung jawab. Benar, itu pendapat saya," kata Prabowo.

AHY mengharapkan semua pihak di Indonesia melihat secara objektif soal capaian dari para pemimpin bangsa terdahulu. Karena menurutnya setiap generasi kepemimpinan pasti telah melakukan berbagai capaian di berbagai bidang baik ekonomi, politik, keamanan kesejahteraan rakyat dan sebagainya.

"Saya tidak ingin mengomentari lebih jauh, yang pasti kita harus objektif dan mengapresiasi berbagai capaian pemimpin sebelumnya di berbagai bidang. Tapi tentu karena masa kepemimpinan yang dibatasi UU, ada hal yang belum tuntas dan sempurna itulah tugas pemimpin selanjutnya untuk memperbaiki. Artinya yang sebaiknya kita inginkan para pemimpin terus menghargai para pendahulu dengan semangat menjadi lebih baik dari pendahulunya," kata AHY.

Tidak keluar koalisi
Selepas pernyataan Prabowo tersebut, terlihat beberapa kader Partai Demokrat keluar dari ruang debat antara lain Sekretaris Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ardy Mbalembout dan Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Bahkan, Ardy sempat berteriak di halaman Golden Ballroom "Bilang Pak AHY kita keluar dari Koalisi ! Gua Ardy Mbalembout! Kita keluar dari Koalisi ! Saya Sekretaris divisi Advokasi Partai Demokrat". Ardy kemudian ditenangkan oleh Ferdinand.

Saat disinggung soal insiden tersebut, AHY menegaskan sikap Demokrat tetap mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan tidak keluar dari Koalisi Adil Makmur.

"Tidak mungkin kami keluar dari koalisi, besok tiga hari lagi tinggal pemungutan suara. Jadi tidak perlu membuat suasana panas lah. Kami solid dan kami hadir di sini bisa memberikan dukungan bagi Pilpres tapi kami juga punya tugas dan mandat untuk memenangkan partai Demokrat dalam pemilihan legislatif," ucap AHY mengakhiri.

Debat kelima Pilpres 2019 pada Sabtu ini, merupakan debat pamungkas dari rangkaian debat Pilpres 2019.

Debat yang digelar di Hotel Sultan tersebut, mengangkat tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan industri.

Pilpres 2019 diikuti dua pasangan calon, nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, dan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga. Pilpres akan dilaksanakan 17 April 2019.

Baca juga: Sandiaga ajak masyarakat ke "TPS" pada 17 April
Baca juga: Ma'ruf Amin: Pilpres bukanlah perang




 
Pewarta:
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Ma'ruf Amin: Pilpres bukanlah perang Sebelumnya

Ma'ruf Amin: Pilpres bukanlah perang

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS