Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi syariah Institut Pertanian Bogor (IPB) Irfan Syauqi Beik menilai bahwa literasi keuangan ekonomi syariah perlu didorong sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat.
"Literasi harus kita dorong karena itu menentukan tingkat partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam ekonomi syariah," ujar Irfan Syauqi Beik ketika dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan syariah baru tercatat sekitar delapan persen.
"Tingkat literasi yang rendah itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama untuk melakukan edukasi sehingga publik memahami mengenai ekonomi syariah," katanya.
Irfan Syauqi Beik menambahkan pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam meningkatkan literasi keuangan syariah.
"Masih jarang bahkan dibilang tidak ada muatan yang berbicara ekonomi syariah di tingkat dasar dan menengah, minimal mengantarkan suatu pemahaman mengenai keuangan ekonomi syariah," katanya.
Dengan begitu, lanjut dia, maka Indonesia dapat memaksimalkan potensi Indonesia untuk memproduksi produk-produk halal.
Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno ingin menciptakan ekosistem ekonomi syariah dengan memaksimalkan potensi Indonesia untuk memproduksi produk-produk halal di dalam negeri.
"Dalam urutan negara sebagai pengimpor produk halal, kita nomor empat terbesar. Kita harusnya memposisikan diri sebagai negara yang memproduksi barang-barang halal," kata Cawapres Sandiaga Uno dalam Debat Kelima Pemilu Presiden yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu.
Menurut Sandiaga, terdapat produk-produk halal Indonesia yang berpotensi untuk diekspor ke sejumlah negara, salah satunya yakni produk herbal Indonesia yang turut mengikuti ajang internasional.
Untuk itu, Sandiaga menegaskan dengan memperkuat produksi maka produk halal Indonesia bisa merajai pasar domestik maupun ekspor.
"Kami meyakini ekosistem itu kita sandingkan dengan kewirausahaan dan pembiayaan, akan mampu menciptakan bahwa industri halal itu bukan hanya sertifikasi, atau labelisasi atau standar, tapi lebih besar daripada itu. Kita harus mampu menciptakan produk-produk dan membuka lapangan kerja seluasnya untuk anak bangsa," papar Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga sebut potensi pariwisata halal Rp3.300 triliun
"Literasi harus kita dorong karena itu menentukan tingkat partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam ekonomi syariah," ujar Irfan Syauqi Beik ketika dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.
Ia mengemukakan berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan syariah baru tercatat sekitar delapan persen.
"Tingkat literasi yang rendah itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama untuk melakukan edukasi sehingga publik memahami mengenai ekonomi syariah," katanya.
Irfan Syauqi Beik menambahkan pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam meningkatkan literasi keuangan syariah.
"Masih jarang bahkan dibilang tidak ada muatan yang berbicara ekonomi syariah di tingkat dasar dan menengah, minimal mengantarkan suatu pemahaman mengenai keuangan ekonomi syariah," katanya.
Dengan begitu, lanjut dia, maka Indonesia dapat memaksimalkan potensi Indonesia untuk memproduksi produk-produk halal.
Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno ingin menciptakan ekosistem ekonomi syariah dengan memaksimalkan potensi Indonesia untuk memproduksi produk-produk halal di dalam negeri.
"Dalam urutan negara sebagai pengimpor produk halal, kita nomor empat terbesar. Kita harusnya memposisikan diri sebagai negara yang memproduksi barang-barang halal," kata Cawapres Sandiaga Uno dalam Debat Kelima Pemilu Presiden yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu.
Menurut Sandiaga, terdapat produk-produk halal Indonesia yang berpotensi untuk diekspor ke sejumlah negara, salah satunya yakni produk herbal Indonesia yang turut mengikuti ajang internasional.
Untuk itu, Sandiaga menegaskan dengan memperkuat produksi maka produk halal Indonesia bisa merajai pasar domestik maupun ekspor.
"Kami meyakini ekosistem itu kita sandingkan dengan kewirausahaan dan pembiayaan, akan mampu menciptakan bahwa industri halal itu bukan hanya sertifikasi, atau labelisasi atau standar, tapi lebih besar daripada itu. Kita harus mampu menciptakan produk-produk dan membuka lapangan kerja seluasnya untuk anak bangsa," papar Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga sebut potensi pariwisata halal Rp3.300 triliun
Pewarta: Ahmad Wijaya dan Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019