TKN: Jokowi dapat "kartu truft" pada Debat Capres kelima

Ini kata KPU DKI bagi pemilih sebelum ke TPS pada Rabu
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sambutan saat nobar debat capres di Koja, Jakarta Utara, Sabtu (13/4/2019) malam. (Prisca Triferna)
Kartu truft dari Pak Jokowi terletak pada ketidakmampuan Pak Prabowo melihat masa depan, khususnya penyikapan pada kemajuan teknologi digital
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, melihat capres 01 Joko Widodo mendapat "kartu truft" dari capres 02 Prabowo Subianto pada Debat Capres kelima.

"Kartu truft dari Pak Jokowi terletak pada ketidakmampuan Pak Prabowo melihat masa depan, khususnya penyikapan pada kemajuan teknologi digital," kata Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Sabtu malam, menyikapi kegiatan Debat Capres kelima.

Menurut Hasto, Debat Capres esensinya adalah menggambarkan orientasi kepemimpinan nasional ke depan. "Tugas pemimpin menciptakan haluan pembangunan ekonomi yang tidak hanya menyelesaikan masalah kekinian, tapi juga pentingnya visi dan orientasi dalam merebut dan menata kepemimpinan masa depan," tuturnya.

Penilaian atas orientasi masa depan ini, menurut Hasto, antara capres 01 Jokowi dan capres 02 Prabowo, menghadirkan kesenjangan pemahaman. "Prabowo tampak selalu menghindar berbicara ekonomi digital. Padahal di mata Jokowi, ekonomi digital tidak hanya berkaitan dengan platform IT, juga menghadirkan peran strategisnya untuk mengangkat ekonomi kerakyatan," ucapnya.

Sekretrais Jenderal PDI Perjuangan ini menambahkan, kebijakan ekonomi memerlukan penopang hulu-hilir. "Kebijakan industrialisasi dari pemerintahan Presiden Jokowi dan kebijakan hilirisasi. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan ekspor barang jadi dan setengah jadi, terbukti mendorong pertumbuhan industri," ujarnya.

Karena itu, kata dia, kritik dari Prabowo yang menyebut de-industrialisasi sesungguhnya sudah diatasi. "Apalagi dengan progres pembangunan industri petrokimia untuk mengatasi defisit perdagangan. Semua adalah jalan baru ekonomi nasional yang memperkuat daya saing perekonomian nasional," katanya.

Hasto menegaskan, Jokowi terbukti konsisten dalam pemahaman ekonomi makro, ekonomi negara, bukan kebijakan ekonomi atas kasus orang per orang, sebagaimana diungkap Sandiaga. "Ketidakmampuan Pak Prabowo melihat masa depan adalah kartu truft bagi Jokowi. Bangsa ini harus bergerak maju, bukan mundur pada gambaran masa lalu," tambahnya.
Pewarta:
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019
Sandiaga sebut saatnya Indonesia punya Bank Syariah terbesar di Asean Sebelumnya

Sandiaga sebut saatnya Indonesia punya Bank Syariah terbesar di Asean

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024 Selanjutnya

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024