Jakarta (ANTARA) - Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin diperkirakan akan unggul dalam persentase suara di Pulau Jawa sementara pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan memenangkan banyak suara di Sumatera, menurut hasil survei nasional lembaga Charta Politika.
"Kalau mau disimpulkan perbandingan data dengan 2014 terjadi pergeseran memang. Pertama Jokowi mendapatkan kenaikan siginifikan di Jawa. Mengalami penurunan Jokowi di Sumatera, Pak Prabowo mengalami kenaikan dibandingkan 2014. Pak Prabowo mengalami kenaikan juga di Sulawesi dan Kalimantan," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya saat memaparkan hasil survei nasional di Jakarta, Sabtu.
Hasil survei Charta Politika yang dilakukan dalam periode 5-10 April 2019 menujukkan Jokowi-Ma'ruf unggul di Jawa Barat dengan 48,4 persen, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta 73,1 persen serta Jawa Timur 61,3 persen.
Jokowi dan Ma'ruf juga diperkirakan akan unggul di Kalimantan dengan 48,8 persen, Sulawesi 49,6 persen, Bali, NTB, NTT dengan 76 persen serta Maluku dan Papua dengan 67,1 persen.
Sementara itu, Prabowo-Sandi diperkirakan akan unggul di Sumatera dengan angka sekitar 49,5 persen serta DKI Jakarta dan Banten mendapatkan sekitar 49,1 persen. Namun, dibandingkan 2014, Prabowo mengalami kenaikan di Kalimantan dan Sulawesi.
Menurut Yunarto, jika tidak terjadi peristiwa besar sampai dengan waktu pencoblosan pada 17 April 2019, maka diperkirakan Jokowi-Ma'ruf akan memenangkan pemilihan presiden dengan perolehan suara kurang lebih 55,7 persen dibandingkan Prabowo-Sandi yang diperkirakan memperoleh sekitar 38,8 persen, berdasarkan hasil survei tersebut.
"Kenapa kemudian dengan kenaikan Pak Prabowo di beberapa daerah tapi selisih dari Jokowi dengan Prabowo masih jauh itu sederhana karena jumlah pemilih di Jawa sendiri sudah 60 persen sendiri. Jadi kalau mau dibilang Pak Prabowo kecolongan di Jawa, terutama di Jawa Barat dengan Jawa Timur dan dulu itu adalah pertarungan yang dikuasai oleh Prabowo," ujar Yunarto.
Survei nasional Charta Politika dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dengan sampel 2.000 responden dalam rentang waktu 5-10 April 2019. Survei tersebut memiliki tingkat margin of error kurang lebih 2,19 persen.
"Kalau mau disimpulkan perbandingan data dengan 2014 terjadi pergeseran memang. Pertama Jokowi mendapatkan kenaikan siginifikan di Jawa. Mengalami penurunan Jokowi di Sumatera, Pak Prabowo mengalami kenaikan dibandingkan 2014. Pak Prabowo mengalami kenaikan juga di Sulawesi dan Kalimantan," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya saat memaparkan hasil survei nasional di Jakarta, Sabtu.
Hasil survei Charta Politika yang dilakukan dalam periode 5-10 April 2019 menujukkan Jokowi-Ma'ruf unggul di Jawa Barat dengan 48,4 persen, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta 73,1 persen serta Jawa Timur 61,3 persen.
Jokowi dan Ma'ruf juga diperkirakan akan unggul di Kalimantan dengan 48,8 persen, Sulawesi 49,6 persen, Bali, NTB, NTT dengan 76 persen serta Maluku dan Papua dengan 67,1 persen.
Sementara itu, Prabowo-Sandi diperkirakan akan unggul di Sumatera dengan angka sekitar 49,5 persen serta DKI Jakarta dan Banten mendapatkan sekitar 49,1 persen. Namun, dibandingkan 2014, Prabowo mengalami kenaikan di Kalimantan dan Sulawesi.
Menurut Yunarto, jika tidak terjadi peristiwa besar sampai dengan waktu pencoblosan pada 17 April 2019, maka diperkirakan Jokowi-Ma'ruf akan memenangkan pemilihan presiden dengan perolehan suara kurang lebih 55,7 persen dibandingkan Prabowo-Sandi yang diperkirakan memperoleh sekitar 38,8 persen, berdasarkan hasil survei tersebut.
"Kenapa kemudian dengan kenaikan Pak Prabowo di beberapa daerah tapi selisih dari Jokowi dengan Prabowo masih jauh itu sederhana karena jumlah pemilih di Jawa sendiri sudah 60 persen sendiri. Jadi kalau mau dibilang Pak Prabowo kecolongan di Jawa, terutama di Jawa Barat dengan Jawa Timur dan dulu itu adalah pertarungan yang dikuasai oleh Prabowo," ujar Yunarto.
Survei nasional Charta Politika dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dengan sampel 2.000 responden dalam rentang waktu 5-10 April 2019. Survei tersebut memiliki tingkat margin of error kurang lebih 2,19 persen.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019