Bandung (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat menyatakan indeks kerawanan Pemilu di Jawa Barat cukup tinggi dan hal itu akan diantisipasi.
Ketua Bawaslu Jabar, Abdullah Dahlan mengatakan pihaknya akan melakukan pemetaan untuk daerah-daerah yang dianggap cukup rawan terjadi pelanggaran Pemilu.
"Jadi, ini menjadi konsep kita juga, termasuk internal Bawaslu juga untuk melakukan pemetaan soal indeks kerawanan di beberapa TPS. Pemetaan itu dilakukan kepada wilayah-wilayah yang memang harus diantisipasi dan memiliki potensi di hari H," kata Abdullah di Bandung, Sabtu.
Dia menyebutkan saat ini daerah Bogor merupakan yang paling rawan terjadi pelanggaran pemilu. Namun ia mengatakan pihaknya tidak hanya fokus terhadap daerah tersebut dan daerah lain pun masih menjadi pengawasan Bawaslu.
"Kita melakukan kesiagaan terhadap semua, hampir seluruh kabupaten berpotensi ada politik uang, kita awasi tindakan politik uang tersebut," katanya.
Menurutnya tindakan politik uang ini sangat merusak kontestasi pemilu. Selain itu, masih banyak aktivitas kampanye yang ia rasa tidak bermartabat.
Baca juga: Pengamat: Potensi kerawanan pemilu terbesar di Pulau Jawa
Kemudian ia mengatakan pada hari tenang tidak boleh ada lagi alat peraga kampanye (APK) yang masih terpasang. Pihak Bawaslu akan segera menertibkan APK yang masih berceceran.
"Lalu penertiban alat peraga kampanye, seluruh jajaran Bawaslu akan turun nanti pada hari rawan ini," katanya.
Baca juga: Kapolda: Tingkat kerawanan pemilu di Jabar tidak ada
Baca juga: Bawaslu: Potensi kerawanan pemungutan suara lewat pos tinggi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019